Senin, 03 April 2023

Masa Muda

 


            Islam begitu indah mengatur masa muda. Masa muda adalah waktu yang harus digunakan untuk giat beramal shalih dan berfastabiqul khairat.

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)

            Fase – Fase kehidupan manusia disebutkan yakni dari keadaan lemah, kemudian kuat (masa muda) dan kembali menjadi lemah.

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar Ruum: 54)

Masa muda dikenal sebagai masa keemasan, kekuatan, inspirasi, semangat, giat, waktu luang, kerja keras dan sebagainya. Namun tak jarang juga disebut, bahwa seorang yang tua semangatnya masih/melebihi anak muda. Maka, suatu hal yang rugi, ketika seorang yang memasuki masa muda, hanya menganggur dan bermalas-malasan. Masa muda akan diuji oleh banyak hal seperti, masa luang yang menyebabkan lalai, perasaan “budak cinta” yang membutakan, lagu k-popers dan artis oppa oppa Korea yang seorang hingga merelakan waktu uang dan segala yang dimiliki untuk mendapatkannya, kesombongan akan pengetahuan yang dimiliki, merasa memiliki apapun sehingga membeli seenaknya, makanan fast food yang menjadi favorit, tidak mau tahu dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar, gaya hidup dan fashion yang tinggi, hidup yang foya-foya tanpa aturan agama. Na’udzu Billahi min dzalik.

Hidupnya kita sebagai hamba di dunia ini, telah Allah berikan begitu banyak dan luasnya nikmat. Nikmat kesehatan, waktu luang, rezeki, kehidupan yang nyaman dan sebagainya. Akankah kita menggunakan nikmat tersebut dalam kebaikan. Disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 7 bahwasannya, barangsiapa yang bersyukur maka Allah akan tambah lagi, begitu Maha Kuasa dan Maha Baiknya Allah kepada para hamba-Nya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

            Pertanyaannya yakni, apakah kita sudah menjadi hamba yang pandai bersyukur dengan menggunakan nikmat yang diberi untuk memaksimalkan sebaik-baik mungkin?

            Nikmat yang diberikan kepada seorang hamba, terutama di masa muda sekarang ini adalah suatu kesempatan yang sangat besar. Akankah digunakan sebaik-baiknya? Akankah memaksimalkan segala nikmat yang ada dengan potensi diri?

            Segala hal yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah titipan. Titipan akan dimintai pertanggung jawaban-Nya kelak di akhirat.

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”  (QS. At Takatsur: 8).

            Ayat diatas menjadi sebuah nasihat bagi diri, bahwasannya nikmat yang diberikan pasti akan ditanya di akhirat nanti.

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ

“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan” (QS. Al Ahqaf: 20).

            Ayat tersebut mengingatkan kita semua, bahwasannya rezeki yang diberikan kepada hamba hanya untuk bersenang-senang atau dimanfaatkan sebaik-baiknya?

            Masa muda adalah sebuah masa bagi seorang hamba untuk memaksimalkan segala nikmat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menggali potensi diri yang dititipkan oleh-Nya. Sebagai pemuda, kita jangan bermalas-malasan, gali potensi kelebihan apa yang bisa kita pelajari, tingkatkan dan perdalam lebih dalam lagi sehingga menjadi hal yang bermanfaat bagi diri pribadi bahkan orang lain.

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad).

            Bahwasannya hubungan yang erat antara nikmat, potensi dan kebermanfaatan seorang pemuda di masa mudanya. Apa yang ditanam di masa muda akan dipetik suatu saat nanti. Apa yang ditanam kebaikan maka kebahagiaan akan dituai, ketika kejelakan yang ditanam maka penyesalan akan dituai. Nau’udzu billahi min dzalik.

Ibnu Mas’ud Rodhiyallahu anhu berkata :

فَمَنْ زَرَعَ خَيْرًا يُوشِكُ أَنْ يَحْصُدَ رَغْبَةً ، وَمَنْ زَرَعَ شَرًّا يُوشِكُ أَنْ يَحْصُدَ نَدَامَةً ، وَلِكُلِّ زَارِعٍ مَا زَرَعَ

“Barangsiapa yang menanam kebaikan maka ia akan menuai kebahagiaan. Barangsiapa yang menabur kejelekan maka ia akan menuai penyesalan. Setiap orang yang menanam akan menuai hasil apa yang ia tanam.”

Az Zuhud karya Abu Dawud no 130

Kelebihan lain yakni orang lain akan mendapatkan banyak manfaat dari yang kita tanam saat ini. Keutamaan yang luar biasa menjadi amal yang tak akan terputus meskipun kita sudah meninggal.

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).

Ditulis di Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto Jawa Timur, 4 April 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar