Sabtu, 07 September 2019

Cerpen


Tersirat Makna Dibaliknya
Semburat memerah menyelimuti langit bumi menyinarkan cakrawala kehidupan, kicauan burung nan tasbih menggema bersama gemericik embun dedaunan yang berjatuhan dan tak kalahnya lambai pepohonan meramaikan suasana dengan sejuknya hawa yang segarnya menyejukkan hati. Dibalik tirai kehidupan derit klakson yang berbunyi pertanda awal pagi di kota metropolitan ini.
            Sejenak kuterdiam memandang langit bumi yang indah dibalik bangunan kokoh bercat putih, dalam gumamku terpikirkan akan keadaan kini yang telah terlewat hari yang berlalu dan tak terulang kembali dimana hari-hari penuh canda tawa, suka duka dan pahit manisnya kehidupan mewarna.
            Sembari kumelihat kalender putih itu, menghitung bulan yang telah berlalu, kutersenyum dan dari hatiku terdalam bertanya tanya sendiri bukankah diri ini begitu tercengang ketika 7 bulan sudah ku berada di tempat perjuangan ini begitu tak terasa waktu berjalan mengitari roda kehidupan dan semua kan menjadi saksi bisu perjuangan bersama para mujahidah dakwah disini.
            Langit yang mulai gelap dengan bertaburkan rona hitam antara putih dan birunya langit seakan mengingatkanku tentang suatu hal, bahwa segala suka dan duka kehidupan indah diatas takdirNya namun keluhan seorang manusia terhadap kehidupan yang terus menghujam dinding kehidupan kian meretakkan nan kian merobohhkan. Astaghfirullah. Ketika rintikan hujan pun membasahi alam memberikan sumber kehidupan makhluk disegala penjuru tempat dan akan diakhiri dengan pelangi yang memancarkan keelokkannya semakin menguatkan diri ini bahwa keras, perih dan jua lelahnya dalam perjalanan menimba ilmu itu bukanlah hal yang mudah bahwa semua perjalanan panjang ini harus dilewati dengan perjuangan yang dibalut dengan kekuatan baja yang mengakar kuat dan hingga akhirnya nanti akan menuaikan hasil seindah pelangi yang menggembirakan hati atau bahkan mungkin lebih dari itu karena rencana Allah itu memang sangatlah indah dan tak terduga duga dan jua bahwa sebuah usaha tak akan pernah membohongi hasil. Diri ini pun teringatkan dengan sebuah mahfudzot yang bermakna “Barangsiapa menanam akan menuai”. Sudah seharusnya hati ini bersikap dewasa pula, karena perjalanan ini baru dimulai, masih pemanasan yang mantap agar kelak saat action nggak mudah tumbang. MaasyaAllah indahnya kuasa Sang Maha Pemilik jiwa, terpikat hati kala membaca ayat alam yang terhampar. Kembali senyum ini merekah dan menanamkan semangat yang kian menggelora untuk melanjutkan perjalanan panjang penuh perjuangan ini.
            Kala dingin menusuk tulang, enggan rasanya terbangun dari bunga mimpi panjang ini. Namun segera ku tersadar untuk bermesra dalam sunyinya waktu itu bersama Sang Penggenggam jiwa. Suasana sejuk nan hawa segar ini membawakan aroma kerinduan yang mendalam pada diri ini. Disinilah kala waktu kerinduan pada keluarga yang dapat tertumpahkan. Adakala waktu lainnya yakni, penantian mahasiswi menghitung dan menunggu hari ahad tiba, dimana hari yang dinantikan kehadirannya untuk sejenak melepas kerinduan pada orangtua tersayang. Cukup dengan 10 menit mereguk keberkahan mengilangkan sejenak kerinduan yang tertahan dan itupun terkadang khilaf diri melebihi waktu segera cepat ku harus tersadar akan kekhilafan itu karena itu adalah sebuah kedzaliman yang sudah seharusnya tidak dilakukan oleh seorang muslimah sejati. Inilah masa pesmi yang selalu dirindukan. Disini ku dapat mengambil hikmah kehidupan yang amat besar dibaliknya. Sesekali tangis itupun terpecah saat rasa itu menggelora dalam dada kuteriakkan dihati akan rindu yang tak tersampaikan. Saat ini mulai tersadar bahwa susahnya kawan ketika ingin menghubungi orangtua. Ini adalah hal besar yang patut disyukuri bagimu bahwa nikmat Allah yang melimpah ruah hanya tinggal diri ini yang harus banyak belajar dari lingkungan untuk mengambil pelajaran berharga, akupun semakin memahami bahwa hanyalah dengan doa yang akan dapat meredam luka rindu, mempererat persaudaraan dan dengannya pula mendekatkan yang jauh.
            Berjalannya diri ditengah bangku perkuliahan yang kian menyibakkan keseriusannya, kini ku mendapatkan suatu hal yang berbeda sungguh hal yang amat mengagumkan dan mematrikan sebuah memori kenangan. Dimana Sang penerang diri yang amat sangat mencontohkan kewibawaannya, mengajarkan dengan penuh tulus dan semangat yang tak pernah rapuh walaupun tak faham fahamnya nya mahasisiwi tetap beliau kobarkan semangatnya mendidik kami dengan senyuman kebahagiaan, sentuhan halus kelembutan dan tak telak pula goncangan milyaran untaian kata hikmah menerobos halus perlahan kedalam hati terdalam kami, sungguh ini adalah suatu hal yang amat sangat berharga. Dihiasi pula dari cerita perjalanan hidup pahit beliau-beliau yang dihiasi dengan milyaran ujian kehidupan yang beliau-beliau jalani dengan penuh kesabaran dan senyuman ketulusan yang terdengar olehku dari setiap pelosok kampus semakin mengobarkan semangat tinggi kami.
            Usainya hari perkuliahan yang sejenak ini dibalik bangunan bercat putih itu kumenikmati sunyinya sore di tengah padatnya kota metropolitan ini, dengan membawa beberapa tumpukan buku serta pegangan hidup seorang muslimah sejati kumemandangi hijaunya beberapa pepohonan dan langit yang terhampar dengan mega yang menghias. Waktu kian berlalu hingga kutenggelam dalam kenyamanan ini. Kudengar suara langkah kaki di kelas panggung seketika ku menolehkan arah datangnya ramai suara itu dan seakan hal itu menampar hati egoku yang terdalam dimana nikmat waktu luang yang telah diberikan padamu amat besar, hanya terkadang kau belum mengetahui hakikat nikmat itu dengan baik. Karena dibalik kehidupan terdapat makna besar bagi yang mau mengambilnya namun karena diri yang tidak memperhatikan sehingga tak tersadarkan. Maka dari itu perhatikanlah sekitar dengan baik dan teliti serta ambillah hikmah sebanyak-banyaknya!
            Sudah sewajarnya setiap dari insan mendapat sebuah amanah dan wajib baginya untuk menjaga. Amanah adalah suatu titipan illahi yang harus disampaikan ataupun digunakan untuk hak-haknya, walaupun itu sekecil bak semut dibalik ranting pepohonan yang rasanya tak nampak di mata para insan ataupun makhluk lainnya. Tak cukup bila rasanya ku sebutkan satu persatu, hanyalah satu yang diambil dari kehidupan disini dengan adanya sebuah piket harian mahasiswi dimana kita diamanahi untuk melakukannya dengan segenap kesadaran masing masing individu dan tugasnya pengurus hanyalah mengingatkan kami itupun tak dapat semua terkontrolkan karena sudah sewajarnya sebagai seorang muslimah sejati menjalankan amanah sebaik mungkin namun tak luput dari itu adakalanya sebuah kekhilafan seseorang. Semua itu dapat kita kontrolkan dengan baik, diri ini pribadi melakukan melalui adanya mutaba’ah harian da’iyah pribadi mengajarkan diri untuk membuat sebuah muhasabah piket, darinya kita dapat terus mengintropeksi diri dan menjadi lebih baik untuk kedepannya. Nah segala hal memanglah banyak terdapat hikmah yang tak nampak kembali nyalah ke diri kita masing-masing yang ingin memperhatikan ataukah tidak.
            Kulangkahkan kaki dengan semangat yang kian meronta menuju sebuah tempat tumpukan barisan rapi teman terbaik dalam hidup disini kutemukan sebuah kehangatan yang terbalut dalam keluarga komunitas ini yang terkumpulkan masing-masing individu yang sama-sama memiliki kesukaan yang sama dan jua mempunyai tujuan yang sama untuk menyuburkan tanah dakwah diseluruh penjuru alam dengan karya-karya yang dimilikinya. Kuteringat sebuah kata bijak seseorang bahwa dengan “menulis dunia akan mengenal kita dan dengan membaca kitapun akan mengenal dunia”. Komunitas inilah yang disebut KOMPUS yang telah banyak mengajarkan dan menyadarkan diri dalam kehidupan ini, dimana yang telah mengukirkan saksi bisu perjuangan dakwah kami yang banyak memberi kenangan yang indahnya tak dapat  terucapkan oleh kata-kata. Darinya pula dibimbing oleh seorang guru kehidupan dalam menjalani komunitas ini. Kami saling melengkapi dan belajar sesama. Yang paling terkesan adalah ketika bermalam dengan jalan dakwah kami bersama komunitas ini. Proses kami tak terlihat namun dimana hasilnya yang harapannya agar menjadi penyalur media dakwah dan penginspirasi para insan.
            Beranjak darinya, dengan bermodalkan lembaran kertas dan setetes tinta dalam genggaman diri, semangat kian mengobarkan api ide dan gagasan diri untuk terus menekuni dunia penulisan sebagai ladang latihan dakwah dimasa mendatang nantinya. Disini kutemukan pelajaran amat berharga semakin menyemangati diri ini untuk menggeluti dunia kepenulisan, itulah sebuah cita-cita yang sempat akan terhapuskan dalam kalbu kian harap. Disini Allah tunjukkan cahayaNya yang terangnya menerangi bilik kehidupan di tempat perjuangan ini, dengan adanya buku harian seorang da’iyyah Ilallah memberikan motivasi tersendiri bagiku untuk terus menulis dan tak terus hingga tak terhenti begitu saja. Memang jalan yang Allah berikan adalah yang paling terindah dengan caraNya yang terindah terkuak kado yang menakjubkan persada bumi.
            MasyaAllah, cahaya Illahi telah menerangi dengan pancarannya yang meronakan kebahagiaan dalam setiap dinding kehidupan. Bukankah rasa syukur itu seharusnya terucap dan tak terhenti hingga kapanpun dengan diiringi oleh bunga ketakwaan yang harumnya tercium hingga seluruh penjuru alam dihiasi dengan rasa malu akan nafsu kemaksiatan dan saling bersikap baik dengan sesama insan bahkan seluruh makhlunya, walaupun kira disakiti tetaplah tersenyum dan membalas nya dengan semerbak kasih sayang dan jika ada keluhan yang akan terlontarkan cobalah ingat kembali bahwa jutaan bahkan lebih tak terhitung nikmat melimpah ruah yang diberikan tak sepadan dengan apa yang akan kita keluh-keluhkan. Bukankah seperti itu seorang muslimah sejati yang sesungguhnya?
The End
#Terkadang manusia meremehkan hal kecil dalam kehidupan padahal sejatinya dari situlah  kau dapat mengambil makna kehidupan yang sesungguhnya
#Belajarlah dari sekitar! Amati, perhatikan dan ambillah pelajaran darinya
#Belajarlah dimanapun kalian berada dan dengan siapapun
#Dibalik tirai kehidupan terdapat makna indah yang tersirat
at STID Mohammad Natsir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar