Selasa, 06 Agustus 2019

Mereguk Kebahagiaan dengan Dahsyatnya Sabar dan Indahnya Syukur


Mereguk Kebahagiaan dengan Dahsyatnya Sabar dan Indahnya Syukur
            Terkadang manusia terjerembab jauh dalam mengartikan sebuah makna kebahagiaan. Hidup bahagia dengan segala fasilitas yang ada bahkan justru kepenatan batin melanda, iman nan kering kerontang dan hati jauh dengan Sang Pemilik jiwa. Apakah ini disebut dengan kebahagiaan hakiki?
            Bahagia itu sederhana...
            Lisan yang basah dengan dzikrullah kan memancarkan ketenangan hati serta jiwa sehingga kuat kokohnya kedekatan pada Sang Penggenggam jiwa itulah yang dinamakan kebahagiaan hakiki.
            Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam mengidentifikasi standar kebahagiaan itu: “jika seseorang dapat tidur nyenyak, sehat badannya dan ada makanan untuk satu hari ini, maka dia telah memiliki segalanya.”
            Kemudian oleh Ibnu Qoyyim kebahagiaan adalah bersyukur ketika mendapat nikmat, sabar ketika mendapat cobaan, dan bertaubat ketika melakukan kemaksiatan.
            Sebagaimana pula oleh Hasan Al-Bashri: kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal yakni dalam mendirikan shalat, berdzikir dan membaca Al-Qur’an.
            Bukankah bahagia sederhana?
Kemudian...
            Bukankah semakin kencang angin, semakin tinggi terbangnya layang-layang?
            Sabar adalah suatu hal yang pahit dirasa, berat dijalani namun perlu diketahui bahwa mereka yang berhasil melewatinya akan meraih manisnya hasil indah tak terbayang...
            Antara syukur dan sabar memiliki keterkaitan yang saling melengkapi. Orang-orang yang bersyukur adalah mereka yang sanggup bersabar atas semua yang dikaruniakan kepadanya, baik itu kebaikan bahkan keburukan.
            Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(Q.s Al-Baqarah[2]:216)
            Orang yang sabar akan melihat kenikmatan yang diterima begitu besar walaupun dalam pandangan orang lain remeh. Kuat dan kokohnya kesabaran yang mengakar dalam dirinya menjadikan ia pribadi yang jiwanya selalu bersyukur sehingga lebih sehat karena kelapangan dan kedamaian selalu menyertainya.
لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.s Ibrahim[14]:7)
            Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
            “Sungguh mengagumkan orang-orang mukmin, karena pekerjaannya semuanya baik. Yang demikian tidak terdapat pada orang lain, kecuali orang mukmin. Karena apabila berhasil (sukses) dia bersyukur dan jika ditimpa kesulitan dia bersabar. Itulah (rahasia) kebaikannya.” (HR. Muslim)
            Sebagaimana pula oleh Ibnu Qoyyim:
            “ Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dengan ketundukan dan kepasrahan oleh lisan dengan mengakui nikmat yang dikaruniakan dan oleh anggota badan dengan melakukan ketaatan dan pengakuan.”
            Biidznillah, kita akan dapat mereguk sebuah kebahagiaan dengan melewati kapal kehidupan yang akan diterjang oleh dahsyatnya badai cobaan yang harus dilewati dengan siraman kesabaran penuh dan untaian syukur yang tak hentinya terucap sehingga mengantarkan kita semua pada kebahagiaan dunia akhirat. Aamiin.
Wallahu a’lam bisshowab
Oleh: Zakiyah Al Azizi
Sumber : Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar