Mereguk Kebahagiaan dengan Dahsyatnya Sabar dan
Indahnya Syukur
Terkadang
manusia terjerembab jauh dalam mengartikan sebuah makna kebahagiaan. Hidup
bahagia dengan segala fasilitas yang ada bahkan justru kepenatan batin melanda,
iman nan kering kerontang dan hati jauh dengan Sang Pemilik jiwa. Apakah ini
disebut dengan kebahagiaan hakiki?
Lisan
yang basah dengan dzikrullah kan memancarkan ketenangan hati serta jiwa
sehingga kuat kokohnya kedekatan pada Sang Penggenggam jiwa itulah yang
dinamakan kebahagiaan hakiki.
Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam mengidentifikasi standar kebahagiaan itu:
“jika seseorang dapat tidur nyenyak, sehat badannya dan ada makanan untuk satu
hari ini, maka dia telah memiliki segalanya.”
Kemudian
oleh Ibnu Qoyyim kebahagiaan adalah bersyukur ketika mendapat nikmat, sabar
ketika mendapat cobaan, dan bertaubat ketika melakukan kemaksiatan.
Sebagaimana
pula oleh Hasan Al-Bashri: kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal yakni
dalam mendirikan shalat, berdzikir dan membaca Al-Qur’an.
Bukankah
bahagia sederhana?
Kemudian...
Bukankah
semakin kencang angin, semakin tinggi terbangnya layang-layang?
Sabar
adalah suatu hal yang pahit dirasa, berat dijalani namun perlu diketahui bahwa
mereka yang berhasil melewatinya akan meraih manisnya hasil indah tak
terbayang...
Antara
syukur dan sabar memiliki keterkaitan yang saling melengkapi. Orang-orang yang
bersyukur adalah mereka yang sanggup bersabar atas semua yang dikaruniakan
kepadanya, baik itu kebaikan bahkan keburukan.
Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.(Q.s Al-Baqarah[2]:216)
Orang
yang sabar akan melihat kenikmatan yang diterima begitu besar walaupun dalam
pandangan orang lain remeh. Kuat dan kokohnya kesabaran yang mengakar dalam
dirinya menjadikan ia pribadi yang jiwanya selalu bersyukur sehingga lebih
sehat karena kelapangan dan kedamaian selalu menyertainya.
لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ
اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih”. (Q.s
Ibrahim[14]:7)
Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sungguh mengagumkan orang-orang mukmin, karena pekerjaannya
semuanya baik. Yang demikian tidak terdapat pada orang lain, kecuali orang
mukmin. Karena apabila berhasil (sukses) dia bersyukur dan jika ditimpa
kesulitan dia bersabar. Itulah (rahasia) kebaikannya.” (HR. Muslim)
Sebagaimana
pula oleh Ibnu Qoyyim:
“
Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dengan ketundukan dan kepasrahan oleh lisan
dengan mengakui nikmat yang dikaruniakan dan oleh anggota badan dengan
melakukan ketaatan dan pengakuan.”
Biidznillah,
kita akan dapat mereguk sebuah kebahagiaan dengan melewati kapal kehidupan yang
akan diterjang oleh dahsyatnya badai cobaan yang harus dilewati dengan siraman
kesabaran penuh dan untaian syukur yang tak hentinya terucap sehingga
mengantarkan kita semua pada kebahagiaan dunia akhirat. Aamiin.
Wallahu a’lam bisshowab
Oleh: Zakiyah Al Azizi
Sumber : Buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar