Selasa, 13 Oktober 2020

Perjalanan Menuju Hidayah #1

Ternyata, hasil akhir Yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam Yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut Dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. 

Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang professor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad Yang lain, padahal ia dikeluarkan dari laut? Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu Yang diyakininya sebagai penemuan baru,  yaitu tentang penyelamatan mayat firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dalam judul Mumi Firaun; Sebuah penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les Monies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le Prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academic Frantaise dan Prix General (penghargaan umum) dari Academic Nationale de Medicine, Prancis. 

Terkait dengan laporan akhirnya yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: "Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara  tentang tenggelamnya mumi ini". Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. 

Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat. Hingga salah seorang diantara mereka berkata bahwa Al-Qur'an yang diyakini Umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan Kemudian diselamatkan mayatnya. 

Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Al-Qur'an telah ada ribuan tahun sebelumnya. 

Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang di benaknya, bahwa Al-Qur'an kitab suci Umat Islam telah membicarakan kisah firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu. 

Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. 
Bucaille pun semakin bingung dan terus memikirkan hal itu. Ia berkata pada dirinya sendiri. "Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Al-Qur'an diturunkan? 

Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Dia pun membaca Taurat yang menceritakan : "Air pun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam  laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka. "

Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata,  Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung. 

Berikrar Islam 
Setelah perbaikan terhadap mayat firaun  dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir.  Akan tetapi, tidak ada keputusan yang menggembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin. 

Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut. Maka, berdirilah salah satunya di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Al-Qur'an dan membacakan untuk Bucaille firman Allah Subhanahu wata'ala dalam QS. Yunus (10) : 92

فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ ﴿٩٢﴾

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Al-Qur'an tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju.  Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: "sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Al-Qur'an ini "

#Iqra
#bukuperjalananmenujuhidayah


 

Mulia dengan Adab-adab Islam #Halaqoh3

 



Setiap Amalan Tergantung Niatnya #Halaqoh2

 


Ta'aruf #Halaqoh1

Yogyakarta, 26 September 2020

Nama: Desi Sumarni

Panggilan: Desi ☺️

Prodi:1 KPI

Asal: Padang Sumatera Barat

Alumni: ADI Aqabah Bukittinggi

🥰🥰🥰

Nama : Syifa Rahmah Azzahra

Panggilan : Sipa

Prodi : 1 KPI

Asal : Bekasi

Alumni : SMAI Assabiquun

🥰🥰🥰

Nama : alya syuraya

Panggilan : alya

Prodi : 1 KPI

Asal : jakarta

Alumni : Pondok Pesantren  Darussalam

🥰🥰🥰

Nama : bintan aqidatul mahmudah

Panggilan : bintan

Prodi : 1 PMI

Asal : Banten

Alumni : rtq mekah nusantara

🥰🥰🥰

Nama : Halimatu Jahidah

Panggilan : Halimah

Prodi : PMI

Asal : Kendari, Sulawesi tenggara

Alumni : MA Baitul Arqom Polinggona

🥰🥰🥰

Nama : Ade Pratiwi Yorissa

Panggilan : Tiwi

Prodi : PMI

Asal : Makassar, Sulawesi Selatan

Alumni : Pest. Tabiyah Takalar

🥰🥰🥰

Nama : ila junia

Panggilan : ila

Prodi : PMI

Asal : Palembang sumsel

Alumni : MA luqmanul hakim

Halaqoh Mentoring Ummu Habibah


Bismillah
Laa Haula Wa La Quwwata Illa Billah






 

Selasa, 06 Oktober 2020

Hijrah Sang Seribu Pena #AntologiPuisi1 (Penulis Terpilih)

 

Teguh akan Pendirian

Yogyakarta, 4 Agustus 2020

 

Perlahan.

Desiran angina cahaya menyergap

Semerbak harum menggoda

Tenang nan damai

Terasa sangat lembut

                                                                         Berdiri tegak akan kehadirannya




Hingga

Saat itu pun,

Deraian, cercaan torehkan luka

Menancap tertombak katamu

Tak kuasa rasanya

 

Semakin ku teguhkan

Pendirian tegap

Tancapkan kemauan sungguh

Abadi di jalan mulia


Makalah Ideologi Media #JurnalistikMediaOnline

 

MAKALAH

IDEOLOGI MEDIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah

“Jurnalistik Media Online”

 

Dosen pengampu :

Zakariya Hidayatullah, M. Kom.I

.

 

Disusun Oleh:

Eva Yulia

Yulia Ningsih

Zakiyah Al Azizi

 

 

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DA’WAH

SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR

2020/2021


KATA PENGANTAR

 

            Jika lautan adalah sebuah tinta, tak kan mungkin cukup untuk menuliskan dan mengungkapkan nikmat-Nya. Dan terkadang manusia lupa akan kenikmatan yang diberi pada sang Rabb. Maka kita sebagai hamba Allah  pandai-pandai bersyukur akan nikmat-Nya sehingga untaian puja puji syukur kepada Allah  yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat. Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.

            Untaian kata shalawat dan salam selalu mengalir dalam setiap benak manusia pada baginda kita sang pembawa bendera kemenangan dari kegelapan ilmu pengetahuan hingga cerahnya wawasan. Sang Khalifah rahmatan lil’alamiin Nabi Muhammad .

            Tak lupa kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ………………...i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ………………..ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... ………………..1

A.    Latar Belakang Masalah............................................................................ ………………..1

B.     Rumusan Masalah..................................................................................... ………………..1

C.     Tujuan penulisan........................................................................................ ………………..1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... ………………..2

A.    Media Massa dan Teori Kritis.………..…………………………………………………. 2

B.     Ideologi dan Kepentingan Politik Media Massa………………………………………….4

C.     Bahasa dalam Wacana Media ……...……………………………………………………..8

BAB III PENUTUP............................................................................................. ………...…….10

A.    Kesimpulan................................................................................................ ………………10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... ………………11


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang Masalah

Komunikasi massa merupakan salah satu konteks komunikasi yang menerapkan teori kritis untuk mengkaji komunikasi massa dan media massa. Dalam komunikasi massa, fungsi media massa bukan hanya sebagai sarana yang digunakan untuk menyebarkan informasi, namun media massa juga merupakan organisasi yang sangat kompleks yang memainkan peran yang sangat penting dalam masyarakat terutama untuk mempertahankan ideologi tertentu. Maka kami akan gali lebih dalam mengenai ideologi media dan cakupannya.

B.       Rumusan Masalah

1.      Apa itu Media Massa dan Teori Kritis?

2.      Apa itu Ideologi dan Kepentingan Politik Media Massa?

3.      Apa itu Bahasa dalam Wacana Media?

C.      Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui dan memahami Media Massa dan Teori Kritis

2.      Mengetahui dan memahami Ideologi dan Kepentingan Politik Media Massa

3.      Mengetahui dan memahami Bahasa dalam Wacana Media

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Media Massa dan Teori Kritis

a.       Pengertian media massa

      Kata media berasal dari bahsa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[1] Adapun pengertian lain mengenai media masa yakni, media massa adalah media atau alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan dari sumber kepada khalayak ramai dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti, surat kabar, radio, film, TV. (Cangara 2002).[2]

b.      Pengertian teori kritis

      Teori kritis didefinisikan sebagai sebuah pendekatan yang mempelajari masyarakat secara dialektis dengan menganalisa politik ekonomi, dominasi, eksploitasi, serta ideologis. Teori kritis sangat bermanfaaat dalam mempelajari komunikasi, hal ini dikarenakan teori kritis menyuguhkan kerangka kerja untuk menganalisa kompleksitas dan kontradiktas serta marjinalisasi dan resistensi dalam masyarakat.

c.       Hubungan Antara Media Massa dan Teori Ktitis

Berdasarkan tradisi kritis teori komunikasi, sebagian besar teori komunikasi menurut para ahli menitikberatkan pada media massa. Hal ini disebabkan karena memiliki potensi untuk menyebarluaskan serta mempertahankan ideologi dominan serta menampilkan ideology oposisi dan alternatif. Bagi beberapa ahli teori kritis , media merupakan bagian dari industri budaya yang menciptakan simbol-simbol dan gambar yang dapat digunakan untuk menekan kelompok marjinal. Sedangkan secara umum, teori kritis diterapkan untuk mempelajari atau mengkaji media.

       Menurut Denis McQuail, media kritis terdiri atas lima cabang, yang mana kelima cabang teori media kritis tersebut juga termasuk dalam teori media massa. Adapun kelima cabang teori media kritis tersebut yakni[3]:

1.      Teori marxisme klasik

            Marxisme klasik atau classical Marxism mengacu pada teori ekonomi, filsafat, dan sosiologi yang dijelaskan oleh Karl Marx dan Friend Rich. Berdasarkan teori marxisme klasik, media dipandang sebagai alat yang digunakan oleh kelas penguasa untuk menyebarluaskan ideology dominan kepada masyarakat dan menekan kelompok sosial atau kelas sosial lainnya.

2.      Teori politik-ekonomi

            Para ahli teori politik-ekonomi mempelajari atau mengkaji bahwasanya kaum elit mengintrol atau mengendalikan institusi ekonomi seperti bank atau pasar saham, dan kemudian mencoba untuk menunjukkan bagaimana kontrol yang digunakan kaum elit berdampak pada institusi sosial lainnya termasuk media massa.

            Menurut teori politik ekonomi, isi media merupakan komoditas yang dapat dijual kepada pasar dan informasi yang disebarluaskan melalui media massa mendapat pengawasan oleh pasar. Sistem seperti ini mengarah kepada mmarjinalisasi keompok lain.

3.      Frankfurt school

            Frankfurt school mengembangkan teori kritis dan mempopulerkan metode pembelajaran dialektika dengan mempertanyakan media massa, budaya pop serta keberadaan teori sosial. Sedangkan dalam kajian media, frabkfurt school memandang media sebagai alat untuk membentuk budaya, menempatkan prhatian lebih banyak terhadap ide atau gagasan dibandingkan dengan materi yang baik. Media diarahkan pada penyebaran idiologi dominasi yang disebarkan oleh kaum elit untuk menambah keuntungan bagi kelas dominan. Penyebaran ideology dominasi melalui media massa oleh kaum elit merupakan salah satu contoh propaganda dalam media massa.

4.      Teori hegemoni media

            Teori hegemoni media atau teori hegemoni dalam komunikasi massa berakar dari ekonomk marxis dan konsep hegemoni. Dalam konsep hegemoni, gagasan kelas penguasa dalam masyarakat menjadi gagasan yang berkuasa. Menurut teori hegemoni medi, media dikendalikan oleh kelas dominan dalam kelas masyarakat dan sebagau alat untuk mengerahkan kendali atas kelas atas masyarakat.

5.      Teori kajian budaya

            Terkait dengan media massa, para ahli mengandalkan semiotika komunikasi untuk memahami makna budaya dari produk media. Mereka melihat bagaimana isi media ditafsirkan baik oleh kelompok dominan maupun oposisi. Dalam kajian budaya, masyarakat dipandang sebagai bidang gagasan yang saling bersaing.

d.      Manfaat mempelajari teori kritis dalam media massa

     Adapun manfaat yang terkandung dalam mempelajari teori kritis dan media massa, diantaranya adalah:

a.     Kita dapat mengetahui serta memahami teori kritis.

b.    Kita dapat mengetahui serta memahami teori kritis dalam media massa.

c.     Kita dapat mengetahui serta memahami berbagai teori kritis dalam media massa.

B.     Ideologi dan Kepentingan Politik Media Massa

1.      Ideologi Media

Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan dan kepercayaan yang bersifat dinamis. Ideology merupakan cara pandang , membentuk karakter berpikir dalam mewujudkan keinginan atau cita-cita. Sedang kan ideology media adalah gagasan atau nilai-nilai pokok yang diusung oleh media massa melalui pesan-pesan yang di sampaikan kepada khalayak baik berupa berita, iklan, film ataupun tayangan reality show.[4]

Secara garis besar dapat di bedakan dua cara pemaknaan terhadap konsep ideology:

a.       Ideologi dipahami sebagai sistem keyakinan yang menjadi karakter kelompok masyarakat tertentu.

b.      Ideologi dipahami sebagai keyakinan yang menjadi cita-cita ataupu harapan masyarakat yang kemudian memberikan acuan dalam memandang atau memahami realitas.

Sedangkan ideologi media di kaitkan dengan citra (images) ataupun representasi mengenai realitas masyarakat yang ditampilkan oleh media dalam berbagai kemasan pesan  yakni pendefinisian realitas dengan cara tertentudengan menggunakan perangkat sistem lambing, yakni makna yang terkandung dalam sistem –sistem lambang yang dapat membantu untuk mendefinisikan ralitas, sehingga memberikan acuan bagi public untuk berpikir, bersikap,dan memberikan respon.

Ideologi media  menitik beratkan pada pembahsan isi media, yakni mengamati bagaimana kecenderungan media massa dalam mempublikasikan (menyampaikan representasi tertentu) mengenai hal-hal yang telah, sedang, dan akan terjadi pada tokoh, atau mungkin masyarakat  dikawasan tertentu, kelompok etnis atau budaya. [5]

     Pada hakikatnya media memiliki peranan dalam mengukuhkan ideologi tertentu, Eriyanto (2001:103) menjelaskan bahwa Gramsci (filsuf Itali) membangun suatau teori yang menekankan bagaimana penerimaan kelompok yang didominasi terhadap kehadiran kelompok dominan, berlangsung dalam suatu proses damai tanpa tindakan kekerasan.  Media dapat menjadi sarana dimana suatu kelompok mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Namun ini bukan berarti media dapat secara sengaja merendahkan masyarakat bawah , melainkan proses wacana mengenai bagaimana gambaran masyarakat kelas bawah dapat buruk di media , melainkan berlangsung dalam proses yang kompleks. Hal tersebut sebagaimana konsep hegemoni  (pengaruh kekuasaan) yang menjadi gagasan pemikiran Gramsci.

Media merupakan wadah yang strategis dalam rangka membangun realitas sosial. Hal tersebut mencakup berbagai  macam kepentingan baik polotik, ekonomi, sosial budaya dan agama. Dalam konteks politik dan kekuasaan, media menjadi menjadi alat yang berpengaruh bagi kekuasaan yakni untuk mempertahankan dominasi kekuasaan dalam kepemimpinan.

Dalam prakteknya, suatu media melakukan seleksi terhadap wacana (berita) yang akan siarkan. proses selektif juga dikakukan dalam penempatan terhadap berita tertentu, pilihan kata, struktur bahasa, dan gaya bercerita yang telah ditetapkan. Dalam kajian kritis, proses ini biasanya disebut framing, yaitu bagaimana media membingkai sebuah peristiwa sosial dalam realitas konstruksinya.[6]

2.      Kepentingan politik media massa

Media massa memiliki peran penting bagi Negara dan masyarakat.kehadiran media di tengah relasi keduanya dapat menciptakan keseimbangan dengan adanya sharing informasi dan aspirasi. Dalam hal ini media menjadi ruang yang potensial dalam menegakkan demokrasi.

Media massa telah di jadikan sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi politik sejak zaman demokrasi liberal dan orde baru. Di era reformasi media di harapkan menjadi ruang publik yang pada dasarnya tidak dapat luput dari kepentingan dunia politik. Hal ini menjadikan media sebagai alat politik yang lumrah di Negara yang menganut paham demokrasi.[7] Dengan kata lain media hanya di jadikan sebagai alat untuk merealisasikan kepentingan politik secara sepihak dan belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik yakni sebagai sarana aspirasi rakyat.

Media massa pada dasarnya adalah ruang public yang telah di atur oleh Negara dan konstitusi. Dengan ini media televisi khususnya harus terbebas dari campurtangan pihak tertentu dalam penggunaannya sebagai ruang publik. Namun realitanya yang ada di media justru wacana-wacana yang saling kontroversial  yang membingungkan publik atau di kenal dengan istilah “ pembodohan publik”.[8]

Peran utama media yakni sebagai sarana informasi bentuk-bentuk kegiatan pemerintahan terhadap masyarakat, maka dari itu dapat kita pahami bahwa media massa memiliki tanggung jawab kepada masyarakat.

3.      Pentingnya media dalam politik

Media memiliki kemampuan untuk membentuk pendapat umum, hal tersebut akan sangat mungkin mendorong sikap dan perilaku khalayak atas isu tertentu. Menurut Mc Quail, terdapat empat aspek yang menjadikan media sangangat penting, yakni:

a.     Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan

     lapangan kerja, barang dan jasa.

b.    Media merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manejemen dan inovasi dalam

     masyarakat.

c.     Media merupakan forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa

     kehidupan masyarakat baik nasional maupun internasional.

d.     Media berperan sebagai sarana pengembangan kebudayaan.

4.      Hubungan media dengan politisi dan kegiatan komunikasi politik

Persoalan yang paling esensial dalam komunikasi politik adalah bagaimana para politisi dan pemerintah memanfaatkan media massa dalam membentuk citra dan publik opini bagi partai politik atau lembaganya.

a.     Saling ketergantungan antara media dan politikus

Dimana politikus dan aktivis harus harus melaksanakan komunikasi politik  untuk memperoleh dukungan massa atau dukungan pendapat umum. Selain itu hubungan media massa dengan politikus bersifat saling berkaitan, media memerlukan berita politik dan politikus dapat menjadi objek berita atau narasumber berita.

b.    Peran media mendukung kegiatan komunikasi politik

Kegiatan komunikasi politik meliputi upaya untuk mencari, mempertahankan dan meningkatkan dukungan politik. De vito menyebutkan 6 fungsi komunikasi massa yakni:

1)      Menghibur

2)      Meyakinkan

3)      Menginformasikan

4)      Menganugerahkan status

5)      Membius

6)      Menciptakan rasa kebersatuan.

Ke enam fungsi tersebut tentunya sangat mendukung berbagai kegiatan politik, khususnya pada fungsi meyakinkan.

C.    Bahasa dalam Wacana Media

Bahasa adalah sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan atau pesan dari orang lain baik secara lisan maupun tertulis[9]

Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, menbentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi dia antara kalimat-kalimat itu. Sedangkan wacana menurut Cook adalah suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.[10]

Media menurut Hamidjojo adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat dehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. [11]

Maka, melalui arti dari media dan wacana berarti pemaknaan isi berupa kata-kata, ekspresi ide yang tersampaikan oleh media sebagai alat komunikasi massa terhadap masyarakat. Jadi, bentuk fisik dari adanya wacana adalah konteks-konteks yang ditonjolkan dan dibahas di dalam teks dari media.

Contohnya yakni pada media televisi terdapat berita yang berisi tentang pembahasan mengenai penodaan Agama, disini para pelaku media menyusun bagaimana cara untuk memengaruhi pendapat masyarakat mengenai kasus tersebut melalui teks-teks dan simbol-simbol yang terdapat di dalamnya Tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada orang lain.[12] 

Bahasa merupakan salah satu sistem tanda (signs) itu. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa kita dapat mengungkapkan apa yang ada dipikiran kita kepada lawan bicara, demikian juga sebaliknya. Dengan bahasa, kita mengetahui sejarah masa lalu. Dengan bahasa, kita dapat membaca lingkungan sosial di sekitar kita. Dengan bahasa, kita dapat memahami orang atau kelompok lain, demikian juga sebaliknya.

Pemilihan kosakata, dan kalimat tertentu untuk menggambarkan sebuah peristiwa yang terjadi, dengan harapan mengarahkan persepsi khalayak untuk berpikir sesuai dengan yang diinginkan media atau dalam rangka membentuk opini publik, merupakan rantai kemenangan yang harus dilakukan oleh media.

Media massa sebagai simbol ruang publik, yang di dalamnya bahasa dan simbol-simbol diproduksi dan disebarkan. Media massa membentuk sebuah ruang tempat berlangsungnya perang bahasa atau perang simbol untuk memperebutkan ruang penerimaan publik atas gagasan-gagasan ideologi yang diperjuangkan.[13]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Ideologi media adalah gagasan atau nilai-nilai pokok yang diusung oleh media massa melalui pesan-pesan yang di sampaikan kepada khalayak baik berupa berita, iklan, film ataupun tayangan reality show.

Media massa telah di jadikan sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi politik sejak zaman demokrasi liberal dan orde baru. Media massa pada dasarnya adalah ruang public yang telah di atur oleh Negara dan konstitusi.

Dalam konteks politik dan kekuasaan, media menjadi menjadi alat yang berpengaruh bagi kekuasaan yakni untuk mempertahankan dominasi kekuasaan dalam kepemimpinan. komunikasi politik adalah bagaimana para politisi dan pemerintah memanfaatkan media massa dalam membentuk citra dan publik opini bagi partai politik atau lembaganya.

Hubungan antara media massa dan teori kritis bagi beberapa ahli teori kritis , media merupakan bagian dari industri budaya yang menciptakan simbol-simbol dan gambar yang dapat digunakan untuk menekan kelompok marjinal. Sedangkan secara umum, teori kritis diterapkan untuk mempelajari atau mengkaji media. Manfaat mempelajari teori kritis dalam media massa adalah kita dapat mengetahui serta memahami teori kritis dan teori kritis dalam media massa.

Makna Bahasa dalam wacana media yakni bahasa merupakan salah satu sistem tanda (signs) itu. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa kita dapat mengungkapkan apa yang ada dipikiran kita kepada lawan bicara, demikian juga sebaliknya. Pemilihan kosakata, dan kalimat tertentu untuk menggambarkan sebuah peristiwa yang terjadi, dengan harapan mengarahkan persepsi khalayak untuk berpikir sesuai dengan yang diinginkan media atau dalam rangka membentuk opini publik, merupakan rantai kemenangan yang harus dilakukan oleh media

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. 2013, Jakarta: Rajawali pers.

Feliza. Tanya Jawab Pers. 1981. Armico Bandung.

https://books.google.co.id/books?id=gBQvDwAAQBAJ&pg=PA16&dq=wacana+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjjrt2fovvrAhXkQ3wKHfx2Ax0Q6AEwA3oECAUQAg#v=onepage&q=wacana%20adalah&f=false

https://ejournal.uin-sika.ac.id.

https://media.neliti.com.

https://adoc.pub/berita-sebagai-representasi-ideologi-media-sebuah-telaah-kri.html .

https://mapcorner.wg.ugm.ac.id.

https://media.neliti.com/media/publications/79207-ID-struktur-wacana-dan-diksi-dalam-iklan-be.pdf. 

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/324/274. 

 



[1] Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. 2013, Jakarta: Rajawali pers. Hal 3.

[3] https://pakarkomunikasi.com/teori-kritis-dalam-media-massa. Diakses pada Ahad, 20 September 2020 pukul 03:16.

 

[4] https://ejournal.uin-sika.ac.id . Diakses pada hari Jum’at 18 September 2020.

[5] https://media.neliti.com. Diakses pada hari Jum’at 18 September 2020.

[7]  https://mapcorner.wg.ugm.ac.id. Diakses pada hari senin 21 september 2020.

[8]  https://mapcorner.wg.ugm.ac.id. Diakses pada hari senin 21 september 2020.

 

[11] Azhar Arsyad. Media Pembelajaran.2013. Jakarta. Rajawali Pers. Hal 4

[12] https://www.kompasiana.com/mhdfebrianto/591de469fd22bd7d72efe7b7/media-dan-wacana# Diakses pada hari Selasa, 22 September 2020 pukul 4:12.

[13] https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/324/274.  Diakses pada hari Kamis, 17 September 2020 pukul 16:45.