MAKALAH
Nabi Adam ‘Alaihis Salam
Diajukan untuk
memenuhi salah satu mata kuliah
“Sejarah Da’wah”
Dosen pengampu
:
Abdul
Kadir , M. Pd. I
.
Disusun Oleh:
Yulia Ningsih
Zakiyah Al Azizi
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DA’WAH
SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR
2020/2021
Jika
lautan adalah sebuah tinta, tak kan mungkin cukup untuk menuliskan dan
mengungkapkan nikmat-Nya. Dan terkadang manusia lupa akan kenikmatan yang
diberi pada sang Rabb. Maka kita sebagai hamba Allah ﷻ pandai-pandai bersyukur akan nikmat-Nya
sehingga untaian puja puji syukur kepada Allah ﷻ yang
telah melimpahkan nikmat dan rahmat. Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan
tugas makalah ini.
Untaian
kata shalawat dan salam selalu mengalir dalam setiap benak manusia pada baginda
kita sang pembawa bendera kemenangan dari kegelapan ilmu pengetahuan hingga
cerahnya wawasan. Sang Khalifah rahmatan lil’alamiin Nabi Muhammad ﷺ.
Tak
lupa kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... ………………...i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ………………..ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... ………………..1
A.
Latar
Belakang Masalah............................................................................ ………………..1
B.
Rumusan
Masalah..................................................................................... ………………..1
C.
Tujuan
penulisan........................................................................................ ………………..1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... ………………..3
A.
Sejarah
Kemunculan Da’wah…….. ……………………………………….….………….3
B.
Biografi
Nabi Adam ‘Alaihis Salam ……………………………………….….………….3
- Silsilah dan keturunan Nabi Adam ‘Alaihis
salam ………………………….………..…..4
- Lingkup
Teri torial da’wah di masa Nabi Adam Alaihissalam…………….………..…..7
- Pelajaran dari kisah Nabi Adam ‘Alaihis
Salam …………………………….………..…..7
BAB II PENUTUP............................................................................................... ……………..…8
A.
Kesimpulan................................................................................................ ………….…….8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... ………………..9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Nabi adalah seorang utusan Tuhan yang membawakan ajaran yang telah
tercakup pada ajaran agama yang telah dibawakan oleh Rasul sebelumnya. Seorang
Nabi juga disebut sebagai bashir (orang yang membawa berita gembira) dan
disebut juga sebagai nazhir (orang yang menyampaikan peringatan).
Al-Qur’an menyatakan bahwa tidak ada sebuah umat yang Tuhan tidak
mengirimkan seorang utusan kepada mereka (Qs.10:48) [1]
وَيَقُولُونَ
مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Mereka
mengatakan: "Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu orang-orang
yang benar?"
Allah
berfirman dalam ayat ini, memberitahu tentang sikap orang-orang kafir dan
musyrik itu yang bertanya-tanya bila datangnya siksaan Allah ﷻ yang dijanjikan itu. Allah menyuruh Rasul-Nya menjawab, “Aku
tidak berdaya mendatangkan mudharat bagi diriku sendiri, dan aku tidak
mengetahui selain apa yang telah diberitahukan oleh Allah kepadaku. Aku hanya
hamba-Nya dan Rasul-Nya dan aku telah memberitahukan kepadamu bahwa hari kiamat
itu pasti akan tiba, namun Allah tidak mengungkapkan kepadaku saatnya dan harinya
yang pasti”.[2]
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Sejarah Kemunculan Da’wah?
2.
Apa
biografi Nabi Adam ‘Alaihis Salam?
3.
Bagaimana
silsilah dan keturunan Nabi Adam ‘Alaihis salam?
4.
Bagaimana
lingkup teri torial da’wah di masa Nabi Adam ‘Alaihissalam?
5.
Apa
saja pelajaran dari kisah Nabi Adam ‘Alaihis Salam?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
dan memahami sejarah kemunculan da’wah
2.
Mengetahui
dan memahami biografi Nabi Adam ‘Alaihis Salam
3.
Mengetahui
dan memahami silsilah dan keturunan Nabi Adam ‘Alaihis salam
4.
Mengetahui
dan memahami lingkup teri torial da’wah di masa Nabi Adam ‘Alaihissalam
5.
Mengetahui
dan memahami Bahasa dalam Wacana Media
\
BAB
II
PEMBAHASAN
- Sejarah Kemunculan Dakwah
Semua
nabi dan rasul bertugas memanggil, menyeru, dan mengajak manusia untuk beriman
kepada Allah Swt dan menjalankan syariat agamaNya. Dengan demikian, nabi dan
rasul adalah para da’i sebab arti nabi adalah orang yang membawa dan
menyampaikan informasi (wahyu) dari Allah ﷻ
kepada manusia, sedangkan rasul adalah orang yang menyampaikan pesan (risalah)
dari Allah ﷻ kepada manusia. Baik nabi maupun rasul
adalah pilihan Allah ﷻ, pembicaraan hakekat
kenabian dan kerasulan itu dikenalkan oleh nabi dan rasul kepada umatnya pada
zamannya, masing-masing sejak nabi Adam ‘Alaihis Salam hingga nabi Muhammad ﷺ. Pesan utama yang disampaikan oleh para
nabi dan rasul adalah menegakkan keyakinan Tauhidullah dan beribadah
hanya kepada-Nya yang menjadi tugas fitri kemanusiaan sebagai khalifah dan abdi
Allah ﷻ di muka bumi. Disampaikan pula pesan utama
tentang perjalanan hidup manusia , yaitu al mabda’ (asal kehadiran
manusia), al wasath (keberadaan manusia di alam kesadaran duniawi), al
ma’ad (tempat kembali mempertanggungjawabkan tugas fitri kemanusiaan).
Adam
‘Alaihis Salam adalah nabi pertama sekaligus sebagai da’i bagi dirinya sendiri,
bagi istrinya, bagi anak-anaknya dan cucu-cucunya yang kemudian menjadi
komunitas manusia di muka bumi ini. ia di beri ilmu oleh Allah ﷻ berupa Al Asma. Ketika Adam
menginformasikan (Anba-a) al Asma itu kepada para malaikat yang mereka
tidak mengetahui tentang Al Asma, lalu malaikat menyatakan pengakuannya
bahwa Allah ﷻ adalah Al ‘Alim,
Al Hakim (yang maha mengetahui dan maha bijaksana). Nabi Adam ‘Alaihis Salam
sebagai da’i menjelaskan kandungan al asma dengan menggunakan bahasa lisan dan
perbuatan di hadapan mad’unya tentang pesan nubuwah dari Al Asma itu
yang menjawab tentang persoalan Al Mabda, Al Wasath dan Al Ma’ad.
Setelah nabi Adam ‘Alaihis Salam menunaikan tugas kenabiannya diteruskan oleh
nabi dari nabi keturunannya yaitu nabi Idris ‘Alaihis Salam.[3]
- Biografi Nabi Adam ‘Alaihis Salam
Nabi Adam
‘Alaihissalam adalah manusia pertama yang Allah ciptakan, sebagaimana
‘firman-Nya dalam Al-Qur’an:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
“Dan
sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”(QS. Al-Hijr:25)
Sebelum
menciptakan Adam Alaihissallam , Allâh Azza wa Jalla terlebih dahulu
mengabarkan kepada para Malaikat-Nya bahwa Dia akan menciptakannya manusia di
muka bumi. Mendengar ini, para Malaikat bertanya kepada Allâh Azza wa Jalla
tentang hikmah penciptaan manusia di muka bumi, padahal para Malaikat terus-menerus
beribadah dengan memuji dan bertasbih kepada Allâh Azza wa Jalla tanpa henti
dan tidak pernah berbuat durhaka kepada-Nya, sementara manusia ada kemungkinan
akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi. Menjawab ini, Allâh
Azza wa Jalla mengatakan kepada mereka bahwa Dia Azza wa Jalla lebih mengetahui
tentang apa-apa yang tidak diketahui oleh para Malaikat.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ
خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ
وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا
تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada
para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allâh
berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
[Al-Baqarah/2:30] [4]
- Silsilah dan Keturunan Nabi Adam ‘Alaihis
Salam
Gambar silsilah dan keturunan Nabi Adam ‘Alaihis Salam[5]
Ibnu Katsir mengatakan bahwa ia
mengetahui kitab yang berada di tangan Ahlull kitab yang dianggapnya sebagai
kitab taurat bahwa Allah Azza wa Jalla menunda dan menangguhkan siksa Qabil.
Dia tinggal di bumi atau daerah yang dikenal dengan nama Nud yang terletak di
sebelah timur And, yang biasa penduduknya biasa menyebutnya Qanin. Qabil
kemudian mempunyai anak yang bernama Khanukh, dan khanukh mempunyai anak
bernama Andar, Andar mempunyai anak yang bernama Mihwayil, mihwayil mempunyai
anak yang bernamaMutawasyil, dan Mutawasyil mempunyai anak yang bernama Lamki.
Ia menikahi dua orang wanita yang bernama Ada dan Shila.
Ada melahirkan seorang anak
laki-laki yang bernama Abil. Dialah yang
pertamakali menepati al-Qubab dan menyimpan harta. Dan Ada juga melahirkan anak
laki-laki yang bernama Naubil.
Sedangkan Shila melahirkan seorang
anak aki-laki yang bernama Taubilqin. Ia adalah seorng memiliki keahlian
sebagai pandai besi. Selanjutnya Shila melahirkan seorang anak perempuan yang
bernama Nikma.
Didalam
kitab tersebut juga dikatakan bahwa Adam
dan Hawa juga memiliki seorang anak yang bernama Syits. Mereka mengatakan ,
bahwa umur Adam ketika Syits dilahirkan adalah seratus tiga puluh tahun.
Kemudian Syits mempunyai anak yang bernama Anwasy. Dan Anwasy memiliki anak
yang bernama Qinan. Qinan mempunyai anak laki-laki yang bernama Mihlayil. Qinan
juga memiliki beberapa anak laki-laki dan perempuan.
Sedang kan di usia enam puluh
tahun Mihlayil mempunyai anak yang
bernanama Yurad, krtika Yurad berusia sewratus enampuluh dua tahun, istrinya
melahirkan anak yang bernama Khanukh. Ketika Khanukh berusia enam puluh lima, lahirlah putranya
yang bernama Mutwasylah. Setelah itu khanukh hidup selama delapan ratus tahun lagi
lamanya, dengan mempunyai beberapa anak laki-laki dan perempuan. Dan ketika
Matwasyalah berusia seratus delapan puluh tahun, lahirlah anaknya yang bernama
Lamik. Setelah itu, ia hidup selama tujuh ratus delapan puluh dua tahun lagi,
dan mempunyai beberapa anak laki-laki dan perempuan.
Pada
saat Lamik berusia seratus delapan puluh dua tahun, lahirlah puteranya, yang
bernama Nuh.
Demikianlah apa yang secara jelas
disebutkan dalam kitab mereka (Taurat).
Sejarah tentang hal tersebut yang
terjaga dalam kitab yang diturunkan dari langit, terdapat beberapa pandangan.
Sebagaimana yang banyak disebutkan beberapa ulama yang mengkritisi persoalan
tersebut. Secara zhahir, hal tersebut menantang arus. Sebagian Ulama menyatakan
bahwa terjadi dengan penambahan-penambahan dan penafsiran yang banyak terjadi
kesalahan.
Imam Abu Ja’far bin Jarir menyebutkan
di dalam buku sejarahnya bahwa Hawa melahirkan empat puluh orang anak dengan
dua puluh kali mengandung.. Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnu Ishaq dengan
menyebutkan semua nama-nama mereka. Wallahu a’lam.
Ada juga yang mengatakan, bahwa Hawa
melahirkan seratus dua puluh kali, dan setiap kali melahirkan, dua orang anak
(kembar) laki-laki dan perempuan. Yang tertua adalah Qabil dengan kembarannya,
Qalima dan dua anak kembar Adam yang bungsu adalah Abdul Mughits dan Ummul
Mughits.
Selanjutnya, manusia berkembang dan
menyebar di mana-mana ke seluruh penjuru dunia. Sebagaimana firman Allah Ta’ala
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.[6]
D.
Lingkup Teritorial Da’wah di masa Nabi Adam ‘Alaihis Salam
Abu al-Fida Ibnu Katsir, dalam Qashash
al-Anbiya', mengatakan, setelah menciptakan Adam, Allah SWT
menciptakan Hawa seorang perempuan yang di jadikan sebagai teman Adam. Keduanya diciptakan
sebagai pasangan selama di surga hingga lalu turun ke bumi. (QS al-Baqarah [2:
35-36]). Hingga akhirnya mereka di
turunkan ke bumi karna suatu sebab, di sanalah mereka menetap dan memili
keturunan. Inilah yang menjadi awal mula adanya
peradaban di bumi hingga saat ini.
20 anak
keturunan Adam tersebar di berbagai wilayah dan membentuk komunitas kecil
masyarakat [7]yang
terus menerus menjadikannya bangsa yang besar dan memiliki berbagai macam suku
dan ras.
Nabi Adam berda’wah kepada anak keturunannya
untuk senantiasa mengikuti ajaran agama Allah Subhanahuwata’ala.[8]
E.
Beberapa pelajaran dari
kisah Nabi Adam ‘Alaihis salam
1. Nenek moyang
manusia adalah Nabi Adam ‘alaihis salam dan jelas bukannya seekor kera, seperti
yang diteorikan oleh Charles Darwin
2. Nabi Adam
‘alaihis salam dan keturunannya diberi akal dan ilmu dan ditugaskan sebagai
khafilah untuk memakmurkan bumi secara berkesinambungan.
3. Bani Adam
harus selalu mewaspadai tipu daya syaitan yang bertujuan tidak lain hanyalah
untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus.
4. Karena
manusia tidak lepas dari sifat salah dan lalai, maka janganlah putus asa dari
rahmat Illahi dan mintalah ampunan-Nya serta bertaubat kepada-Nya.
5. “Tunjukilah
kami jalan yang lurus”-“Aku berlindung kepada Tuhan dari bisikan setan yang
biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan” (1:6 dan 114:1, 4,5)[9]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adam ‘Alaihis Salam
adalah nabi pertama sekaligus sebagai da’i bagi dirinya sendiri, bagi istrinya,
bagi anak-anaknya dan cucu-cucunya yang kemudian menjadi komunitas manusia di
muka bumi ini. ia di beri ilmu oleh Allah ﷻ berupa Al Asma. Ketika Adam menginformasikan (Anba-a) al Asma
itu kepada para malaikat yang mereka tidak mengetahui tentang Al Asma, lalu
malaikat menyatakan pengakuannya bahwa Allah ﷻ adalah Al ‘Alim, Al Hakim (yang maha mengetahui dan maha
bijaksana). Nabi Adam ‘Alaihis Salam sebagai da’i menjelaskan kandungan al asma
dengan menggunakan bahasa lisan dan perbuatan di hadapan mad’unya tentang pesan
nubuwah dari Al Asma itu yang menjawab tentang persoalan Al Mabda (asal
kehadiran manusia), Al Wasath (keberadaan manusia di alam kesadaran duniawi) dan
Al Ma’ad (tempat kembali mempertanggungjawabkan tugas fitri kemanusiaan)..
Pesan utama yang disampaikan oleh para nabi dan rasul adalah menegakkan
keyakinan Tauhidullah dan beribadah hanya kepada-Nya yang menjadi tugas fitri
kemanusiaan sebagai khalifah dan abdi Allah ﷻ di muka bumi. Setelah nabi Adam ‘Alaihis Salam menunaikan tugas
kenabiannya diteruskan oleh nabi dari nabi keturunannya yaitu nabi Idris
‘Alaihis Salam.
DAFTAR PUSTAKA
Cyril Glasse. Ensiklopedi Islam. 1996. Jakarta: Fajar
Interpratama Offset.
H. Salim
Bahreisy dan H. Said Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir jilid 4.
2005. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
K.R.M.T.H.
Murdodiningrat. Kisah teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an.2012.
Yogyakarta.: Pustaka Pelajar.
Qishasul
Anbiya.. Kisah para Nabi, Moh. Syamsi Hasan, Surabaya:Amelia, 2015.
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6205/5/BAB%20II.pdf. https://republika.co.id/berita/n4ixex/kisah-nabi-adam-as-peletak-peradaban-di-bumi-1
https://almanhaj.or.id/5919-kisah-penciptaan-nabi-adam-alaihissallam.html.
[1] Cyril Glasse. Ensiklopedi
Islam. 1996. Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Hal 293.
[2] H. Salim
Bahreisy dan H. Said Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir jilid 4.
2005. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Hal 234.
[3] http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6205/5/BAB%20II.pdf. Diakses pada Senin 21 September 2020 pukul
07:11.
[4]
https://almanhaj.or.id/5919-kisah-penciptaan-nabi-adam-alaihissallam.html.
Di akses pada tanggal 9 September 2020
[5]
K.R.M.T.H.
Murdodiningrat. Kisah teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an.2012.
Yogyakarta.: Pustaka Pelajar.Hal 256.
[6] Qishasul
Anbiya.. kisah para Nabi, Moh. Syamsi Hasan, Surabaya:Amelia, 2015. Hal
83-84.
[7] https://republika.co.id/berita/n4ixex/kisah-nabi-adam-as-peletak-peradaban-di-bumi-1 Di akses pada
tanggal 22 September 2020.
[8] https://zakat.or.id. Di Akses pada
tanggal 22 September 2020.
[9] K.R.M.T.H.
Murdodiningrat. Kisah teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an.2012.
Yogyakarta.: Pustaka Pelajar. Hal 259.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar