Selasa, 06 Oktober 2020

Makalah Nabi Adam 'Alaihis Salam #SejarahDa'wah

 

MAKALAH

Nabi Adam ‘Alaihis Salam

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah

“Sejarah Da’wah”

 

Dosen pengampu :

Abdul Kadir , M. Pd. I

.

 

Disusun Oleh:

Yulia Ningsih

Zakiyah Al Azizi

 

 

 

 

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DA’WAH

SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR

2020/2021


KATA PENGANTAR

 

            Jika lautan adalah sebuah tinta, tak kan mungkin cukup untuk menuliskan dan mengungkapkan nikmat-Nya. Dan terkadang manusia lupa akan kenikmatan yang diberi pada sang Rabb. Maka kita sebagai hamba Allah  pandai-pandai bersyukur akan nikmat-Nya sehingga untaian puja puji syukur kepada Allah  yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat. Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.

            Untaian kata shalawat dan salam selalu mengalir dalam setiap benak manusia pada baginda kita sang pembawa bendera kemenangan dari kegelapan ilmu pengetahuan hingga cerahnya wawasan. Sang Khalifah rahmatan lil’alamiin Nabi Muhammad .

            Tak lupa kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ………………...i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ………………..ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... ………………..1

A.    Latar Belakang Masalah............................................................................ ………………..1

B.     Rumusan Masalah..................................................................................... ………………..1

C.     Tujuan penulisan........................................................................................ ………………..1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... ………………..3

A.    Sejarah Kemunculan Da’wah…….. ……………………………………….….………….3

B.     Biografi Nabi Adam ‘Alaihis Salam ……………………………………….….………….3

  1. Silsilah dan keturunan Nabi Adam ‘Alaihis salam ………………………….………..…..4
  2. Lingkup Teri torial da’wah di masa Nabi Adam Alaihissalam…………….………..…..7
  3. Pelajaran dari kisah Nabi Adam ‘Alaihis Salam …………………………….………..…..7

BAB II PENUTUP............................................................................................... ……………..…8

A.    Kesimpulan................................................................................................ ………….…….8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... ………………..9


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang Masalah

Nabi adalah seorang utusan Tuhan yang membawakan ajaran yang telah tercakup pada ajaran agama yang telah dibawakan oleh Rasul sebelumnya. Seorang Nabi juga disebut sebagai bashir (orang yang membawa berita gembira) dan disebut juga sebagai nazhir (orang yang menyampaikan peringatan).

Al-Qur’an menyatakan bahwa tidak ada sebuah umat yang Tuhan tidak mengirimkan seorang utusan kepada mereka (Qs.10:48) [1]

وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Mereka mengatakan: "Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar?"

Allah berfirman dalam ayat ini, memberitahu tentang sikap orang-orang kafir dan musyrik itu yang bertanya-tanya bila datangnya siksaan Allah yang dijanjikan itu. Allah menyuruh Rasul-Nya menjawab, “Aku tidak berdaya mendatangkan mudharat bagi diriku sendiri, dan aku tidak mengetahui selain apa yang telah diberitahukan oleh Allah kepadaku. Aku hanya hamba-Nya dan Rasul-Nya dan aku telah memberitahukan kepadamu bahwa hari kiamat itu pasti akan tiba, namun Allah tidak mengungkapkan kepadaku saatnya dan harinya yang pasti”.[2]

B.       Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Sejarah Kemunculan Da’wah?

2.      Apa biografi Nabi Adam ‘Alaihis Salam?

3.      Bagaimana silsilah dan keturunan Nabi Adam ‘Alaihis salam?

4.      Bagaimana lingkup teri torial da’wah di masa Nabi Adam ‘Alaihissalam?

5.      Apa saja pelajaran dari kisah Nabi Adam ‘Alaihis Salam?

C.      Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui dan memahami sejarah kemunculan da’wah

2.      Mengetahui dan memahami biografi Nabi Adam ‘Alaihis Salam

3.      Mengetahui dan memahami silsilah dan keturunan Nabi Adam ‘Alaihis salam

4.      Mengetahui dan memahami lingkup teri torial da’wah di masa Nabi Adam ‘Alaihissalam

5.      Mengetahui dan memahami Bahasa dalam Wacana Media

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

\

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Sejarah Kemunculan Dakwah

Semua nabi dan rasul bertugas memanggil, menyeru, dan mengajak manusia untuk beriman kepada Allah Swt dan menjalankan syariat agamaNya. Dengan demikian, nabi dan rasul adalah para da’i sebab arti nabi adalah orang yang membawa dan menyampaikan informasi (wahyu) dari Allah kepada manusia, sedangkan rasul adalah orang yang menyampaikan pesan (risalah) dari Allah kepada manusia. Baik nabi maupun rasul adalah pilihan Allah , pembicaraan hakekat kenabian dan kerasulan itu dikenalkan oleh nabi dan rasul kepada umatnya pada zamannya, masing-masing sejak nabi Adam ‘Alaihis Salam hingga nabi Muhammad . Pesan utama yang disampaikan oleh para nabi dan rasul adalah menegakkan keyakinan Tauhidullah dan beribadah hanya kepada-Nya yang menjadi tugas fitri kemanusiaan sebagai khalifah dan abdi Allah di muka bumi. Disampaikan pula pesan utama tentang perjalanan hidup manusia , yaitu al mabda’ (asal kehadiran manusia), al wasath (keberadaan manusia di alam kesadaran duniawi), al ma’ad (tempat kembali mempertanggungjawabkan tugas fitri kemanusiaan).

Adam ‘Alaihis Salam adalah nabi pertama sekaligus sebagai da’i bagi dirinya sendiri, bagi istrinya, bagi anak-anaknya dan cucu-cucunya yang kemudian menjadi komunitas manusia di muka bumi ini. ia di beri ilmu oleh Allah berupa Al Asma. Ketika Adam menginformasikan (Anba-a) al Asma itu kepada para malaikat yang mereka tidak mengetahui tentang Al Asma, lalu malaikat menyatakan pengakuannya bahwa Allah adalah Al ‘Alim, Al Hakim (yang maha mengetahui dan maha bijaksana). Nabi Adam ‘Alaihis Salam sebagai da’i menjelaskan kandungan al asma dengan menggunakan bahasa lisan dan perbuatan di hadapan mad’unya tentang pesan nubuwah dari Al Asma itu yang menjawab tentang persoalan Al Mabda, Al Wasath dan Al Ma’ad. Setelah nabi Adam ‘Alaihis Salam menunaikan tugas kenabiannya diteruskan oleh nabi dari nabi keturunannya yaitu nabi Idris ‘Alaihis Salam.[3]

 

  1. Biografi Nabi Adam ‘Alaihis Salam

Nabi Adam ‘Alaihissalam adalah manusia pertama yang Allah ciptakan, sebagaimana ‘firman-Nya dalam Al-Qur’an:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ

Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”(QS. Al-Hijr:25)

Sebelum menciptakan Adam Alaihissallam , Allâh Azza wa Jalla terlebih dahulu mengabarkan kepada para Malaikat-Nya bahwa Dia akan menciptakannya manusia di muka bumi. Mendengar ini, para Malaikat bertanya kepada Allâh Azza wa Jalla tentang hikmah penciptaan manusia di muka bumi, padahal para Malaikat terus-menerus beribadah dengan memuji dan bertasbih kepada Allâh Azza wa Jalla tanpa henti dan tidak pernah berbuat durhaka kepada-Nya, sementara manusia ada kemungkinan akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi. Menjawab ini, Allâh Azza wa Jalla mengatakan kepada mereka bahwa Dia Azza wa Jalla lebih mengetahui tentang apa-apa yang tidak diketahui oleh para Malaikat. 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allâh berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” [Al-Baqarah/2:30] [4]

  1. Silsilah dan Keturunan Nabi Adam ‘Alaihis Salam

 

 

 

Gambar silsilah dan keturunan Nabi Adam ‘Alaihis Salam[5]

            Ibnu Katsir mengatakan bahwa ia mengetahui kitab yang berada di tangan Ahlull kitab yang dianggapnya sebagai kitab taurat bahwa Allah Azza wa Jalla menunda dan menangguhkan siksa Qabil. Dia tinggal di bumi atau daerah yang dikenal dengan nama Nud yang terletak di sebelah timur And, yang biasa penduduknya biasa menyebutnya Qanin. Qabil kemudian mempunyai anak yang bernama Khanukh, dan khanukh mempunyai anak bernama Andar, Andar mempunyai anak yang bernama Mihwayil, mihwayil mempunyai anak yang bernamaMutawasyil, dan Mutawasyil mempunyai anak yang bernama Lamki. Ia menikahi dua orang wanita yang bernama Ada dan Shila.

            Ada melahirkan seorang anak laki-laki  yang bernama Abil. Dialah yang pertamakali menepati al-Qubab dan menyimpan harta. Dan Ada juga melahirkan anak laki-laki yang bernama Naubil.

            Sedangkan Shila melahirkan seorang anak aki-laki yang bernama Taubilqin. Ia adalah seorng memiliki keahlian sebagai pandai besi. Selanjutnya Shila melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Nikma.

            Didalam kitab tersebut juga dikatakan  bahwa Adam dan Hawa juga memiliki seorang anak yang bernama Syits. Mereka mengatakan , bahwa umur Adam ketika Syits dilahirkan adalah seratus tiga puluh tahun. Kemudian Syits mempunyai anak yang bernama Anwasy. Dan Anwasy memiliki anak yang bernama Qinan. Qinan mempunyai anak laki-laki yang bernama Mihlayil. Qinan juga memiliki beberapa anak laki-laki dan perempuan.

            Sedang kan di usia enam puluh tahun  Mihlayil mempunyai anak yang bernanama Yurad, krtika Yurad berusia sewratus enampuluh dua tahun, istrinya melahirkan anak yang bernama Khanukh. Ketika Khanukh  berusia enam puluh lima, lahirlah putranya yang bernama Mutwasylah. Setelah itu khanukh hidup selama delapan ratus tahun lagi lamanya, dengan mempunyai beberapa anak laki-laki dan perempuan. Dan ketika Matwasyalah berusia seratus delapan puluh tahun, lahirlah anaknya yang bernama Lamik. Setelah itu, ia hidup selama tujuh ratus delapan puluh dua tahun lagi, dan mempunyai beberapa anak laki-laki dan perempuan.

Pada saat Lamik berusia seratus delapan puluh dua tahun, lahirlah puteranya, yang bernama Nuh.

            Demikianlah apa yang secara jelas disebutkan dalam kitab mereka (Taurat).

            Sejarah tentang hal tersebut yang terjaga dalam kitab yang diturunkan dari langit, terdapat beberapa pandangan. Sebagaimana yang banyak disebutkan beberapa ulama yang mengkritisi persoalan tersebut. Secara zhahir, hal tersebut menantang arus. Sebagian Ulama menyatakan bahwa terjadi dengan penambahan-penambahan dan penafsiran yang banyak terjadi kesalahan.

            Imam Abu Ja’far bin Jarir menyebutkan di dalam buku sejarahnya bahwa Hawa melahirkan empat puluh orang anak dengan dua puluh kali mengandung.. Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnu Ishaq dengan menyebutkan semua nama-nama mereka. Wallahu a’lam.

            Ada juga yang mengatakan, bahwa Hawa melahirkan seratus dua puluh kali, dan setiap kali melahirkan, dua orang anak (kembar) laki-laki dan perempuan. Yang tertua adalah Qabil dengan kembarannya, Qalima dan dua anak kembar Adam yang bungsu adalah Abdul Mughits dan Ummul Mughits.

            Selanjutnya, manusia berkembang dan menyebar di mana-mana ke seluruh penjuru dunia. Sebagaimana firman Allah Ta’ala

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.[6]

D.    Lingkup Teritorial Da’wah di masa Nabi Adam ‘Alaihis Salam

Abu al-Fida Ibnu Katsir, dalam Qashash al-Anbiya', mengatakan, setelah menciptakan Adam, Allah SWT menciptakan Hawa seorang perempuan yang di jadikan  sebagai teman Adam. Keduanya diciptakan sebagai pasangan selama di surga hingga lalu turun ke bumi. (QS al-Baqarah [2: 35-36]).  Hingga akhirnya mereka di turunkan ke bumi karna suatu sebab, di sanalah mereka menetap dan memili keturunan. Inilah yang menjadi awal mula adanya  peradaban di bumi hingga saat ini.  20 anak keturunan Adam tersebar di berbagai wilayah dan membentuk komunitas kecil masyarakat [7]yang terus menerus menjadikannya bangsa yang besar dan memiliki berbagai macam suku dan ras.

Nabi Adam berda’wah kepada anak keturunannya untuk senantiasa mengikuti ajaran agama Allah Subhanahuwata’ala.[8]

E.      Beberapa pelajaran dari kisah Nabi Adam ‘Alaihis salam

1. Nenek moyang manusia adalah Nabi Adam ‘alaihis salam dan jelas bukannya seekor kera, seperti yang diteorikan oleh Charles Darwin

2. Nabi Adam ‘alaihis salam dan keturunannya diberi akal dan ilmu dan ditugaskan sebagai khafilah untuk memakmurkan bumi secara berkesinambungan.

3. Bani Adam harus selalu mewaspadai tipu daya syaitan yang bertujuan tidak lain hanyalah untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus.

4. Karena manusia tidak lepas dari sifat salah dan lalai, maka janganlah putus asa dari rahmat Illahi dan mintalah ampunan-Nya serta bertaubat kepada-Nya.

5. “Tunjukilah kami jalan yang lurus”-“Aku berlindung kepada Tuhan dari bisikan setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan” (1:6 dan 114:1, 4,5)[9]

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Adam ‘Alaihis Salam adalah nabi pertama sekaligus sebagai da’i bagi dirinya sendiri, bagi istrinya, bagi anak-anaknya dan cucu-cucunya yang kemudian menjadi komunitas manusia di muka bumi ini. ia di beri ilmu oleh Allah berupa Al Asma. Ketika Adam menginformasikan (Anba-a) al Asma itu kepada para malaikat yang mereka tidak mengetahui tentang Al Asma, lalu malaikat menyatakan pengakuannya bahwa Allah adalah Al ‘Alim, Al Hakim (yang maha mengetahui dan maha bijaksana). Nabi Adam ‘Alaihis Salam sebagai da’i menjelaskan kandungan al asma dengan menggunakan bahasa lisan dan perbuatan di hadapan mad’unya tentang pesan nubuwah dari Al Asma itu yang menjawab tentang persoalan Al Mabda (asal kehadiran manusia), Al Wasath (keberadaan manusia di alam kesadaran duniawi) dan Al Ma’ad (tempat kembali mempertanggungjawabkan tugas fitri kemanusiaan).. Pesan utama yang disampaikan oleh para nabi dan rasul adalah menegakkan keyakinan Tauhidullah dan beribadah hanya kepada-Nya yang menjadi tugas fitri kemanusiaan sebagai khalifah dan abdi Allah di muka bumi. Setelah nabi Adam ‘Alaihis Salam menunaikan tugas kenabiannya diteruskan oleh nabi dari nabi keturunannya yaitu nabi Idris ‘Alaihis Salam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  Cyril Glasse. Ensiklopedi Islam. 1996. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.

H. Salim Bahreisy dan H. Said Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir jilid 4. 2005. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

K.R.M.T.H. Murdodiningrat. Kisah teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an.2012. Yogyakarta.: Pustaka Pelajar.

Qishasul Anbiya.. Kisah para Nabi, Moh. Syamsi Hasan, Surabaya:Amelia, 2015.

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6205/5/BAB%20II.pdf.  https://republika.co.id/berita/n4ixex/kisah-nabi-adam-as-peletak-peradaban-di-bumi-1

https://zakat.or.id.

https://almanhaj.or.id/5919-kisah-penciptaan-nabi-adam-alaihissallam.html.



[1] Cyril Glasse. Ensiklopedi Islam. 1996. Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Hal 293.

[2] H. Salim Bahreisy dan H. Said Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir jilid 4. 2005. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Hal 234.

[3] http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6205/5/BAB%20II.pdf.  Diakses pada Senin 21 September 2020 pukul 07:11.

[5] K.R.M.T.H. Murdodiningrat. Kisah teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an.2012. Yogyakarta.: Pustaka Pelajar.Hal 256.

[6] Qishasul Anbiya.. kisah para Nabi, Moh. Syamsi Hasan, Surabaya:Amelia, 2015. Hal 83-84.

[8]  https://zakat.or.id. Di Akses pada tanggal 22 September 2020.

[9] K.R.M.T.H. Murdodiningrat. Kisah teladan 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an.2012. Yogyakarta.: Pustaka Pelajar. Hal 259.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar