Ternyata, hasil akhir Yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam Yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut Dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang professor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad Yang lain, padahal ia dikeluarkan dari laut? Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu Yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dalam judul Mumi Firaun; Sebuah penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les Monies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le Prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academic Frantaise dan Prix General (penghargaan umum) dari Academic Nationale de Medicine, Prancis.
Terkait dengan laporan akhirnya yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: "Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini". Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil.
Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat. Hingga salah seorang diantara mereka berkata bahwa Al-Qur'an yang diyakini Umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan Kemudian diselamatkan mayatnya.
Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Al-Qur'an telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang di benaknya, bahwa Al-Qur'an kitab suci Umat Islam telah membicarakan kisah firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu.
Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun.
Bucaille pun semakin bingung dan terus memikirkan hal itu. Ia berkata pada dirinya sendiri. "Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Al-Qur'an diturunkan?
Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Dia pun membaca Taurat yang menceritakan : "Air pun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka. "
Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.
Berikrar Islam
Setelah perbaikan terhadap mayat firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang menggembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut. Maka, berdirilah salah satunya di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Al-Qur'an dan membacakan untuk Bucaille firman Allah Subhanahu wata'ala dalam QS. Yunus (10) : 92
فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ ﴿٩٢﴾
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Al-Qur'an tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: "sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Al-Qur'an ini "
#Iqra
#bukuperjalananmenujuhidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar