Rabu, 01 Juli 2020

“Tentang Bagaimana kita menghadirkan keimanan di tengah Masa Pandemi Covid 19”

Hadirkan Iman Saat Musibah datang J
Pemateri: Dr, Imam Zamroji, MA
Kajian Pagi Online Kamis, 2 Juli 2020

Dibalik Musibah terdapat Nikmat dan rahmat yang dijanjikan bagi orang yang beriman. Dan bagaimana kita menghadirkan keimanan ditengah musbiah yang tengah dihadapai masa pandemi covid 19
1.    Orang yg beriman adalah orang yang memahami bahwa pandemic covid 19 merupakan tanda dari tanda kekuasaan dan kemahaan Allah harus tunduk dengan ketetapan Allah.
2.      Orang yang beriman adalah orang yang meyakni bahwa pandemi covid 19 ini sudah dicatat di lauhul mahfudz. Semua atas izin dan kehendak Allah
Sebagaimana pada kaum yang terkena penyakit Thoun
Rasulullah mengenai wabah penyakit atau tho‘un. Rasulullah saw. memberi isyarat demikian
Artinya: (tho‘un) itu azab yang Allah timpakan pada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya rahmat bagi mukminin. Tidaklah seorang hamba yang di situ terdapat wabah penyakit, tetap berada di daerah tersebut dalam keadaan bersabar, meyakini bahwa tidak ada musibah kecuali atas takdir yang Allah tetapkan, kecuali ia mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid.
Hadis ini diperkuat riwayat al-Nadhr dari Daud (HR. Bukhari).
(Tafsir Surah Yasin Ayat 18-19: Mengaitkan Musibah dengan Kesialan Bukan Ajaran Islam)
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghabun: 11)
Ulama dari generasi Tabi’in senior Imam Al Qamah rahimahullâh. Ketika beliau ditanya tentang ayat di atas, beliau menjawab;
(Yaitu, seorang yang ketika ditimpa musibah ia meyakini bahwa musibah itu semua dari Allah, maka iapun ridha dan menerima (atas taqdirnya) Ibn Katsir, Tafsîr al Qur’ân al Adzhîm, Jilid 8, hal. 138 Imam Abu Utsman Al Jiri rahima
Ridha dan menerima atas takdir Allah
3.  Orang yang beriman adalah orang yang mensikapi pandemic covid-19 dengan penuh kesabaran
    Suhaib bin Sinan Ar Rumi radhiyallâhu’anhu Rasulullah bersabda;
    Artinya: “Memang sangat menakjubkan urusan orang mu’min itu, karena semua urusannya adalah baik, dan tidak akan terjadi pada seorang pun kecuali pada orang mu’min (saja). Jika mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya, dan jika ditimpa kesusahan, dia bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim. No: 2999) Lafadz ini dinukil dari kitab Al Jam’u Baina Sahihain Al Bukhâri wa Muslim karya Syaikh Muhammad bin Futuh al Humaidi. Lihat, Muhammad bin Futuh al Humaidi, Al Jam’u Baina Sahihain Al Bukhâri wa Muslim, tahqiq; Dr. Ali Husain al Bawwab. Lebanon: Dâr Ibn Hazm, 2002, Jilid 3, hal. 395
   Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullâh memaknai konsep sabar dengan pengertian sebagai berikut;
     (Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah… ). Muhammad bin Shalih al Utsaimin, Syarah Tsalâsah al Ushûl, Maktabah As Sâmilah, hal. 8
   “Tentang Bagaimana kita menghadirkan keimanan di tengah Masa Pandemi Covid 19”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar