Kamis, 07 Januari 2021

Pandemi Pembawa Berkah Bagi Pak Sardi

 Senin (4/1/2020). Pasar Seni Gabusan Yogyakarta adalah salah satu tempat favorit untuk dikunjungi di sore hari, selain tempat nya yang luas juga terdapat banyak pedagang dengan aneka macam jajanan yang khas.


Pak Sardi, salah satu pedagang pkl yang berjualan semenjak masa pandemi sekitar 7 bulan merasa senang dikarenakan penjualan nya laris. 

Sebelumnya beliau bekerja catering namun semenjak masa pandemi konsumsi berkurang untuk acara hajatan lalu beralih menjadi pedagang nasi goreng. 

Beliau pun juga berpesan di masa pandemi ini untuk menjaga kesehatan, jika tidak fit sebaiknya tidak perlu.


Harapan

 Terkadang harapan tak seindah realita menggugurkan semangat kedalam jurang hening sunyi nan senyap.

Qoddarullah, bibir ini menguatkan rasa dengan kalimat singkat yang padat nan tersirat. 
Allah punya rencana indah dibalik segala rasa yang terhimpun dalam harapan. Percayalah, meski terkadang beban itu tak kuasa untuk menahannya.
Berbahagialah, Allah lah skenario terbaik dalam hidup.
Bersabarlah, terus dan terus melangkah pasti.

Bukankah semakin kencang angin, semakin tinggi terbangnya layang-layang?

Sabar adalah suatu hal yang pahit dirasa, berat dijalani namun perlu diketahui bahwa mereka yang berhasil melewatinya akan meraih manisnya hasil indah tak terbayang...

Antara syukur dan sabar memiliki keterkaitan yang saling melengkapi. Orang-orang yang bersyukur adalah mereka yang sanggup bersabar atas semua yang dikaruniakan kepadanya, baik itu kebaikan bahkan keburukan.
            
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(Q.s Al-Baqarah[2]:216)
            
Orang yang sabar akan melihat kenikmatan yang diterima begitu besar walaupun dalam pandangan orang lain remeh. Kuat dan kokohnya kesabaran yang mengakar dalam dirinya menjadikan ia pribadi yang jiwanya selalu bersyukur sehingga lebih sehat karena kelapangan dan kedamaian selalu menyertainya.

لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.s Ibrahim[14]:7)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Sungguh mengagumkan orang-orang mukmin, karena pekerjaannya semuanya baik. Yang demikian tidak terdapat pada orang lain, kecuali orang mukmin. Karena apabila berhasil (sukses) dia bersyukur dan jika ditimpa kesulitan dia bersabar. Itulah (rahasia) kebaikannya.” (HR. Muslim)

Sebagaimana pula oleh Ibnu Qoyyim:
“ Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dengan ketundukan dan kepasrahan oleh lisan dengan mengakui nikmat yang dikaruniakan dan oleh anggota badan dengan melakukan ketaatan dan pengakuan.”

Biidznillah, kita akan dapat mereguk sebuah kebahagiaan dengan melewati kapal kehidupan yang akan diterjang oleh dahsyatnya badai cobaan yang harus dilewati dengan siraman kesabaran penuh dan untaian syukur yang tak hentinya terucap sehingga mengantarkan kita semua pada kebahagiaan dunia akhirat. Aamiin.


Yogyakarta,23 Desember 2020

Kekayaan Alam Terhampar

Saat terlintas dalam benak pikiran, ku tersadar bahwa nikmat alam yang sangat indah diberikan begitu indah nan terhampar luas di pedesaan. Disini, banyak tempat yang menarik dikunjungi. Namun dalam kesehariannya, sawah adalah tempat favorit yang menjadi lalu lalang ku bepergian sembari mengantarkan pesanan peyek, berbelanja, berjalan-jalan, mengerjakan tugas atau mencari ketenangan. Tempat yang banyak mengajarkan banyak hal. Membuat diri ini terpesona akan keindahannya. 

Maa Syaa Allah. Tak terasa bulir tangis itu berjatuhan, sungguh kebahagiaan yang sangat sederhana membuat diri berbahagia. Hijau nan asri nya begitu menyegarkan pandangan, meski terik yang menghadang, alam menemani dengan kesetiaannya. 

Sikap ramah tamah para petani yang menyambut membuat ku terseyum tersipu malu. Sudah menjadi ciri khas Yogyakarta akan keramah tamahan yang dilestarikan turun temurun. Yang tua, muda bahkan anak-anak pun. Sungguh menjadikan kenangan terindah untuk kelak di masa depan. Semoga alam Yogyakarta kedepannya akan selalu sedemikian rupa seperti sekarang. 


WhatsApp Image 2020-12-16 at 21.46.52.jpeg
Foto salah satu keindahan sawah
WhatsApp Image 2020-12-16 at 21.35.50.jpeg

foto salah satu perjuangan pekerja petani dalam mengurus sawah yang ambruk saat hujan.

Yogyakarta, 16 Desember 2020

Menggapai Emas Keikhlasan

 Betapa sulitnya menggenggam keikhlasan hati ketika beramal. Badai godaan yang diembuskan beribu-ribu setan melimbungkan badan. Belum lagi letusan dahsyat riya dan ujub yang kian merapuhkan ikhlas dalam dada. Walau kita tahu, bahwa amalan tanpa dibungkus keikhlasan hanya akan berakhir seperti debu yang diterbangkan angin.

                Kemuliaan amalan sebanding dengan keteguhan dan kegigihan hati kita dalam menjaga keikhlasan. Dua hal ini hanya mampu dibangun dengan latihan, proses yang berkelanjutan, rutin, selalu bersikap rendah hati, dan yang terpenting sabar melakukannya. Banyak strategi yang dapat kita petakan untuk melindungi keikhlasan dari serbuan balatentara setan yang bersekutu dengan riya dan ujub.
                 Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan agar mendapatkan keikhlasan dalam beramal, daintaranya:
1. Banyak Berdoa
Beliau Saw senantiasa berdoa kepada-Nya,
   ” Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun dari dosa syirik yang tidak aku ketahui” (Hr.Ahmad)
   Mohonlah kepada Dzat Yang Mahakuasa akan jalan keselamatan agar setan dilemahkan dan tidak berdaya menguasai hati kita, agar hati ini tidak condong kepada kemaksiatan dan perbuatan dosa. Allah Yang Maha Mendengar pasti mendengar doa kita. Walaupun hanya sebatas bersitan hati yang paling halus dan samar sekalipun, Dia pasti akan mengabulkannya. Karena ini adalah janji-Nya, maka tidak ada keraguan atas kepastian janji Allah. Bila Allah telah berkehendak, tak ada seorang pun yang sanggup menghalanginya, tidak juga iblis yang bertitel sebagai dedengkot kejahatan.
   Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahku) dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. {Al:Baqarah(2):186}
   Doa Umar bin Khattab
   “Ya Allah, jadikanlah seluruh amal yang saleh, jadikanlah seluruh amalanku hanya ikhlas menghadap wajah-Mu, dan jangan jadikan sedikit pun dari amalanku karena makhluk”.
2. Menyembunyikan kebaikan
Langkah ini dapat membantu menumbuhkan keikhlasan dalam hati seseorang, dikuatirkan jika memperlihatkannya pada manusia akan menumbuhkan bibit-bibit riya dalam hati. Karena kualitas iman dalam hati kita kadarnya berbeda-beda. Jangan pula bersu’uzhan pada seorang ulama mumpuni yang terang-terangan melakukan kebajikan didepan umum lalu menyerunya kepada manusia untuk melakukan seperti yang dilakukannya. Kita tidak perlu meragukan keimanan sang syekh tersebut. Karena itu adalah bagian dari dakwah untuk menyeru manusia melakukan amal kebajikan sebanyak-banyaknya.
   Tapi jika belum sanggup, berusahalah untuk belajar ikhlas dengan cara menyembunyikan amalan kita dari pandangan manusia. Iman yang belum kokoh menancap lebih mudah terbakar api riya daripada api yang membakar kayu bakar. Masih dalam kadar iman yang belum kukuh ini, sebaiknya amalan yang kita kerjakan dihindarkan dari pujian manusia. Kalaupun terpaksa dilihat orang banyak, maka hendaklah dia seperti tidak menganggap telah melakukan sebuah kebaikan agar dalam hatinya tidak terbesit rasa bangga diri.
3. Memandang rendah amal kebaikan sendiri
Dalam kasus ini, bukan berarti kita menafikan apa yang telah kita kerjakan. Yakinlah, Allah Maha Mengetahui apa yang telah kita lakukan. Dua malaikat pencatat yang ada di kanan dan kiri kita tidak akan pernah luput satupun mencatat kebaikan yang telah kita lakukan, demikian juga dengan dosa dan maksiat yang kita kerjakan.
Perkataan manusia hanya sebatas perkataan yang akan terbang diembus angin lalu, dan yang ada di sisi Allah itulah yang sangat menentukan. Dalam hal ini, memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan akan dapat mengundang keikhlasan hati. Memagari hati dari bisikan-bisikan setan yang selalu menghasut. Betapa banyak bencana yang dialami ileh seorang hamba ketika dia merasa bangga dengan amal kebaikan yang dilakukannya. Perilaku semacam ini dapat menyeretnya kedalam sikap ujub (bangga diri). Sikap tersebut akan membakar keikhlasan hati.
4. Takut jika Allah tidak menerima amalnya
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.{Qs. Al-Mu’minun(23):60}
Aisyah r.a menanyakan maksud ayat ini kepada Rasulullah Saw “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ayat, adalah orang yang mencuri, berzina dan meminun khamr kemudian dia takut terhadap Allah?”
Rasulullah berkata, “tidak wahai putri Abu Bakar ash-Shiddiq, yang dimaksud ayat itu adalah mereka yang shalat, puasa, bersedeqah, namun mereka takut amal mereka tidak akan diterima Allah”(Hr.Tirmidzi)
5. Tidak goyah dengan pujian
Bagi orang yang berilmu dan cahaya iman kuat terpancar dalam hatinya, pujian dan sanjungan justru laksana sembilu yang menyayat-nyayat hatinya. Hanya akan berbuah kebinasaan bila perkataan yang demikian itu ditujukan membuatnya merasa bangga dengan amalan yang dilakukannya.
6. Membaca ayat dan hadits motivasi maupun perkataan sahabat, tabi’in dan alim ulama serta saudara seiman

ü ”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus...”
                                                              

                                                          
 -Al-Bayyinah:5-
ü “Ikhlas adalah jujurnya niat bersama Allah”
-Ibrahim bin Adham-
(tabi’in generasi pertengahan, w. 162 H)
ü “Peganglah olehmu urat-urat keikhlasan, daun kesabaran, dan perasan tawadhu dan letakkan semua ini dalam bejana takwa serta tuangkan ke atasnya air khasyyah (takut karena mengetahui hakikat Allah) dan takut kepada Allah. Nyalakanlah ia dengan api kesedihan, tangisan dan penyesalan. Murnikanlah ia dengan merasa diawasi terus oleh Allah, makanlah ia dengan tangan kejujuran, minumlah ia dengan gelas istighfar dan berkumurlah dengan sifat wara’ dan jauhkan darimu dari sifat loba dan tamak, niscaya engkau sembuh dari penyakit jauh dari Allah.”
-Al-Fudhail bin iyadh-
ü “Ikhlas adalah menjadikan diam dan geraknya seorang hamba hanya untuk Allah secara khusus”
-Sahl-
ü “Jika engkau shalat malam, maka mintalah kepada Allah agar Dia memperbaiki hati dan niatmu, karena engkau tidak akan bisa mengobati sesuatu yang lebih berat daripada keduanya”
-Uwais al- Qarni-
ü “Ikhlas adalah misk yang disempurnakan didalam misk hati yang aromanya selalu mengingatkan orang yang membawanya”
-Sahl bin Abdullah at-Tustari-
ü “Barangsiapa yang menyaksikan ikhlas dalam keikhlasannya, maka keikhlasannya itu masih memerlukan ikhlas”
-sebagian as-salaf-
ü “Dengan inilah orang-orang itu menjadi tinggi derajatnya”
-Imam Ahmad-
ü (yaitu) Amal shalih yang kamu tidak menginginkan seseorang memujimu atasnya, kecuali karena Allah
-Ali bin Abi Thalib-
ü Mengikhlaskan niat bagi para pekerja lebih berat bagi mereka daripada seluruh pekerjaan (yang dipikulnya)
-Ayyub-
ü Ikhlas adalah memurnikan amal dari segala hal yang mengotorinya
-Al-Harawi-

Wallahu a’lam bisshowab.


Pena Mujahidah

Pedagang Ramah Nan Kaya Hati

 Angin kian berhembus halus, perlahan menyegarkan pandangan. Derit klakson yang meramaikan jalanan beserta rentetan kendaraan riuh berlalu lalang. Sinar mentari telah menyinari jagat nusantara menerangi tiap sudut-sudut kehidupan.


Pagi kala itu, sekitar pukul 07.00 wib. Kuhentikan motor revo tepat di gerobak kecil samping jalanan. Nampak sosok bapak dan ibu menyambut dengan ramah dan sumringah serta gaya pedagang Jawa nya yang khas.

Kemudian, terjadi beberapa percakapan yang mewarnai waktu kala itu. Di sela percakapan tersebut, terdapat sebuah pesan singkat namun sangat bermakna. Pesan yang disampaikan oleh bapak tersebut adalah, Kuncinya itu hanya 1 bahwa Allah Maha Kaya.

Teringat dengan sebuah gugusan ayat bahwa Allah menjadikan Kaya dan Miskin dengan Adil.

Allah memiliki berbagai hikmah dalam pemberian rizki. Ada yang Allah jadikan kaya dengan banyaknya rizki dan harta. Ada pula yang dijadikan miskin. Ada hikmah berharga di balik itu semua. Allah Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ

“Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki.” (QS. An Nahl: 71)

Dalam ayat lain disebutkan,

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا

“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Isro’: 30)

Dalam ayat kedua di atas, di akhir ayat Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”. Ibnu Katsir menjelaskan maksud penggalan ayat terakhir tersebut, “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat manakah di antara hamba-Nya yang pantas kaya dan pantas miskin.” Sebelumnya beliau rahimahullah berkata, “Allah menjadikan kaya dan miskin bagi siapa saja yang Allah kehendaki. Di balik itu semua ada hikmah.”

Ada yang nampak membekas dalam diri ini tentang beliau, yakni sosok pedagang yang ramah dan sumringah serta mengingat akan kebesaran Allah yang Maha Kuasa. Begitu mulia hati bapak tersebut. Semoga Allah lapangkan tiap-tiap jalan rezeki terhadap hamba-hamba Mu yang taat. Aamiin🤲🏻🤲🏻🤲🏻

Dikutip dari rumaysho.com 

Yogyakarta,
Kamis 26 November 2020
Pena Mujahidah

Ketika ruang dan waktu bersatu

 Saat masih ada ruang dan waktu untuk bertahan dalam pembelajaran singkat kehidupan. 

Maka belajarlah, yakinlah bahwa Allah punya rencana hebat dibalik onak, luka, kesedihan dan gundah gulana..

Cobalah keluar..
Lihatlah dunia luar, nampak sosok pria hebat tengah mengayuhkan sepeda dengan gembira di tengah terik mentari yang mencekam. 
Apakah yang terlintas dalam benakmu kawan?
Seketika terenyuh, apalah daya diri ini..
Sudahkah beliau menelan sesendok nasi?
Meminum segelas air putih?
Begitu kuat diri beliau?

Maka, belajarlah seperti dalam hadist Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu" . [HR. Bukhari].

Ayat tersebut, menjadi penyejuk jiwa dalam kelalaian. Tak patut diri ini mengeluh. Masih banyak orang disana bekerja keras tanpa lelah.

Maka berbahagialah...
Saat masih ada ruang dan waktu yang memberi arti penuh makna
Jika bukan sekarang kapan lagi?
Kini belajarlah..
Kelak kau akan mengerti Secuil kisah kehidupan 
-Umi tercinta-

Zakiyah Al Azizi
Yogyakarta, 18 November 2020
22:08

Sejenak Hilang senyap

Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa lembaran putih itu semakin pudar. Tumpah ruah dengan segala keadaan.

Sejenak renungkan dari setiap sisi kehidupan yang kau lewati. Tentang langkah yang tak henti tergopoh-gopoh dalam kesenduan. Akankah dirimu akan setia pada waktu yang semakin meleleh. Tak bercakap maupun bertindak . Hilang senyap dalam peraduan malam.

Ya rabb..
Bisik perih ini menjerit ketakutan. Kenapa diri ini takut? Karena tumpahan dosa yang tiada hentinya namun karena karunia - Nya lah tutupi segala aib kekurangan.
Muhamad bin Waasi’ rahimahullah berkata ;
لو كان للذنوب ريح ما جلس إلي أحد
“Seandainya dosa-dosa itu ada baunya maka tdk seorangpun yang mau duduk bersamaku”


Yogyakarta, 11 November 2020
Pena Mujahidah

Bagaimana kabar UU Cipta Kerja saat ini?

Istana Bogor 9 Oktober 2020. Joko Widodo, presiden Indonesia Menyatakan keterangan Pers Indonesia UU Cipta Kerja. Bersama jajaran pemerintah dan para gubernur pagi harinya beliau mengikuti rapat terbatas secara virtual. Berikut pemaparan beliau, Terdapat 11 kluster yang secara umum persetujuan untuk melakukan reformasi struktural dan mempercepat transformasi ekonomi adapun cluster tersebut yakni: urusan penyederhanaan perizinan,  urusan persyaratan investasi, urusan ketenagakerjaan, urusan pengadaan lahan, urusan kemudahan berusaha, urusan dukungan riset dan inovasi, urusan administrasi pemerintahan, urusan pengenaan sanksi, urusan kemudahan dan pemberdayaan dan perlindungan  UMKM urusan investasi dan proyek pemerintah serta urusan kawasan ekonomi. 


Dari hasil rapat tersebut secara tegas beliau mengungkapkan kenapa kita membutuhkan UU Cipta kerja?  Alasannya adalah: pertama, setiap tahun ada sekitar 2,9 juta penduduk usia kerja baru anak muda yang masuk ke pasar kerja sehingga kebutuhan atas lapangan kerja baru sangat sangat mendesak dan sebanyak 87 % dari total penduduk bekerja memiliki tingkat pendidikan SMA kebawah 39% berpendidikan sekolah dasar sehingga perlu mendorong penciptaan lapangan kerja baru khususnya di sektor padat karya. Jadi UU cipta kerja bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak banyaknya bagi para pencari kerja serta para pengangguran. Kedua, dengan UU Cipta kerja akan memudahkan masyarakat khususnya usaha mikro kecil untuk membuka usaha baru. Akan dipermudah dari sisi perizinan, pembentukan PT juga tidak ada batas lagi modal minimum, pembentukan koperasi juga 9 orang sudah dibentuk harapan akan semakin banyak di tanah air, usaha UMK kecil bergerak di makanan dan minuman izin halal akan dibiayai pemerintah, izin kapal nelayan juga cukup unit kementrian Kkp saja. Ketiga, UU Cipta kerja ini akan mendukung pencegahan korupsi dengan menyederhanakan perizinan. 

Beliau melihat banyak unjuk rasa dan penolakan UU Cipta Kerja dilatar belakangi oleh disinformasi mengenai substansi dari UU ini dan hoak di media sosial. Beliau tegaskan upah dihitung dari jam dan hasil kerja, hak cuti tetap ada, perusahaan tidak bisa mem PHK secara sepihak, jaminan sosial tetap ada, tidak ada penghapusan AMDA dan Bang tanah diperlukan adanya dalam kepentingan kepemilikan tanah. 

Beliau tegaskan kembali UU Cipta kerja ini tidak melakukan resentralisasi kewenangan dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat, tidak, tidak ada. 

UU Cipta kerja ini perlu banyak PP dan Pepres paling lambat 3 bulan setelahnya. Kita membuka dan mengundang usulan masukan masukan dari masyarakat. Pemerintah berkeyakinan melalui UU Cipta Kerja ini jutaan pekerja dapat memperbaiki kehidupannya dan juga kehidupan bagi keluarganya. Dan jika belum puas dan menolak dengan hasil tersebut silahkan diajukan uji Matrik ke MK. Ungkap beliau. 

Belajar dari Perjalanan Kehidupan yang telah terlewat

 Maka belajarlah! 

Sebuah pesan ibu yang terngiang jelas dalam benak fikir diri ini. 
Belajar tidak semata hanya duduk di bangku sekolah. Belajar itu dimanapun, kapanpun  berada dan dengan siapapun tanpa melihat tahta dan jabatan. Justru semakin banyak kita memperluas belajar kita maka relasi itu akan terus meluas.

Ada sebuah ayat yang menjadi pegangan diri saat lalai dan lemah yakni Quran Surat Al-Hasyr Ayat 18

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 

Ayat tersebut menjadi pengingat diri untuk memperbaiki hari demi hari menjadi lebih baik lagi sebagai bekal kehidupan hakiki. 

Banyak cara dan metode yang perlu diperhatikan kembali atas segala perjalanan kehidupan yang telah terlewat. Selain dengan muhasabah diri yakni belajar dari orang lain.  

Dikutip dari idntimes.com terdapat 5 Alasan Kenapa Belajar dari Pengalaman Orang Lain Bikin Cepat Sukses
1. Kamu tahu langkah-langkah yang harus dilakukan
2. Singkatnya, kamu belajar langsung dari ahlinya
3. Kamu gak harus mengalami langsung kegagalan yang sudah dilalui orang tersebut
4. Kamu juga tahu tips-tipsnya dengan lebih detail
5. "Mencuri ilmunya" dengan cara baik-baik bukan hal yang dilarang kan?

Maa syaa Allah.. 
Lecutan semangat mengobar dahsyat dalam diri ini. Semoga kita semua terus dapat memperbaiki diri bekal kehidupan hakiki. 

Yogyakarta, 28 Oktober 2020
Pena Mujahidah

Maka Muhasabahlah wahai diri yang rapuh

 Maka Muhasabahlah wahai diri yang rapuh... 


Kala waktu berlalu dengan cepat, sujud kesedihan ini menerpa. 
Sudah sampai mana kaki ini melangkah? 
Sudah berapa amalan yang kau persiapkan di masa abadi? 
Sudah sejauh mana diri ini belajar? 
Sudah siapkah menatap masa depan? 

Beribu lontar ucapan yang menusuk perasaan dalam kegoyahan Iman. 
Ya Rabb.. 
Kuatkanlah diri ini yang lalai dan rapuh
Seakan kuat menerpa badai namun luka terasa amat menyesakkan

Sebelum mata terlelap dalam bunga mimpi panjang. Maka ingatlah kembali tentang waktu yang telah terlewatkan. 
Rasulullah SAW turut mengingatkan kita agar senantiasa bermuhasabah terhadap apa yang telah kita lakukan selama hidup ini. Imam Al Ghazali dalam kita Ihya Ulumiddin pun berkata:
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia semestinya meninggalkan catatan wasiat pada setiap harinya, maka kewajiban juga melalukan pengiraan terhadap perilaku mereka, tidak ada bedanya dengan pedagang yang mengira untung-rugi pada tiap tahun,bulan bahkan setiap hari.”

Seperti itulah hamba yang menargetkan akhirat, mereka berkewajiban untuk melakukan perkara baik serta menjauhi perkara buruk. Karena apabila baik, pertahankan dan tingkatkanlah rasa syukur kepada-Nya, namun jika kurang maka sebaiknya bertaubat dan berubah.

Maka Muhasabahlah wahai diri yang rapuh, sungguh kau telah lalai..
Sadar dan bangkitlah dari segala hal yang telah terlewat
Wallahu a'lam
Sumber: umma.id 

Yogyakarta, 22.00
Rabu, 21 Oktober 2020
Pena Mujahidah

Telekung Bocah

 Ketika sang surya nampak semakin tenggelam bersama dengan kelam malam yang datang. Suara adzan terdengar menyelimuti pedesaan Sewon.

Langkah mungil ramai ramai terdengar asyik di telinga kecilku. Mengusikku untuk beranjak menemui sumber suara. Nampak sapaan senyum manis dari beberapa bocah di Kampung dengan membawa telekung sorak-sorak ria. Suara khas lucu nya memanggil hati ini untuk segera beranjak dari zona nyaman. Sontak ku berdiri dan mengambil telekung di lemari menghampiri mereka dengan penuh kegembiraan. 

Sebuah kisah singkat, 
Mengingatkan pada sebuah ayat

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah, 2: 148)

Maa syaa Allah
Berlomba-lomba dalam kebaikan. Bocah kecil yang sangat menginspirasi. 
Alhamdulillah rasa syukur panjatkan pada Sang Pemilik segala atas nikmat hidayah.

Pena Mujahidah
Yogyakarta, 21:44
Rabu, 14 Oktober 2020

Benda Seribu Makna

 Pandanganku kini tertuju pada sebuah benda mungil diantara tumpukan buku rapi ruang perpustakaan milik ayah. Dari warnanya yang hijau semakin menarik pandangan dengan segera kuambil dan kugenggam erat diantara jari-jari kecil penuh harapan. Ku bersihkan perlahan dengan selembar tisu lembut. 

Beriring basmalah kulantunkan leluasa di kertas bersih. Sembari ku bergumam dalam hati "Aku berharap tulisan ku ini dapat bermanfaat suatu saat nanti"
Dalam Hadits shahih tentang sebaik baik manusia diriwayatkan dari Jabir
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »
Dari Jabir, ia berkata, "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. " (HR. Thabrani dan Daraquthni) 
Kobaran api semangat kian menyala nyala , sebuah motivasi besar seakan menghujam dinding kehidupan. Menjadikan barisan-barisan tegak nan makna. Abadi di jalan mulia. 

Yogyakarta, 20:37 pada Rabu, 7 Oktober 2020

Sadarkah?

 Detik waktu yang berlalu membawa hembusan angin menyelinap dalam relung kalbu yang pilu. Tanpa disadari oleh diri ini, tumpahan ruah nikmat menghampiri. Akankah diri ini tersadar? 


Pernahkah kau merasakan kekecewaan, kesenduan yang amat terdalam? Saat pertanyaan itu terlontar sontak menjawab dengan lagak sedih nan haru.. Sudah pasti setiap orang pernah merasakan bahkan sampai titik lemah dan kebingungan. 

Sajadah terhampar bersama linangan penyesalan yang tak semestinya dilakukan. 
Sungguh diri ini telah lalai dan lupa akan segala nikmat dan karunia yang diberikan.. 
Masih banyak diluar sana orang-orang yang berjuang hanya untuk sepiring nasi.. 
Masih banyak orang-orang disana kekurangan fisik namun betapa mulianya akan hati yang kaya. .
Dan masiih banyak hal lainnya yang amat jauh dari diri ini. .
Tertampar diri ini. ..

يا مقلب القلوب ثبت قلي على دينك... 
Ya rabb.. 
Ampuni diri ini yang telah lalai.. 

Zakiyah Al Azizi
Pukul 21:15 Yogyakarta, 30 September  2020